Surabaya (ANTARA) - Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya A.H Thony mendukung langkah pemerintah kota (pemkot) setempat memasang papan bertuliskan aksara Jawa tidak hanya di kantor pemerintahan, namun juga beberapa fasilitas umum sebagai bentuk sarana edukasi bagi masyarakat.

"Selain sebagai upaya untuk melestarikan budaya, pemerintah kota juga memberikan keteladanan kepada masyarakat dan ini perlahan sudah dilakukan," kata Thony kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.

Menurutnya, selain kantor pemerintahan, pemasangan tulisan aksara Jawa juga dapat dilakukan di beberapa fasilitas umum, seperti rumah sakit umum daerah (RSUD) yang dikelola pemkot setempat dan beberapa area taman di wilayah itu.

Thony menyatakan penggunaan papan pengumuman dengan menggunakan aksara Jawa menjadi merupakan salah satu wujud nyata pemerintah kota dalam melestarikan budaya.

Baca juga: Pimpinan DPRD dorong tulisan Aksara Jawa diperluas di Surabaya Baca juga: Pimpinan DPRD Surabaya ajak mahasiswa rawat Budaya Jawa  

"Sejauh ini gagasan itu direspon baik oleh semua pihak, dan tidak ada yang menolak atau mengatakan tidak setuju," ucapnya.

Pihaknya meminta agar langkah pelestarian aksara Jawa tersebut berjalan masif, maka Pemkot Surabaya butuh beberapa inovasi lagi pada proses penerapannya. Salah satu contoh yang mungkin dilakukan adalah dengan menggelar lomba dengan ada muatan budaya penggunaan aksara Jawa.

Ia juga mengingatkan bahwa Pemkot harus meningkatkan pemahaman tentang aksara Jawa bagi para petugas di taman bacaan masyarakat (TBM) dan perpustakaan.

Selain itu, penambahan aksara Jawa untuk papan nama jalan di Kota Surabaya juga sedang dilakukan pengkajian mendalam dan diharapkan dapat dilaksanakan secepatnya.

Sementara itu, pihaknya juga menyebut aksara Jawa merupakan salah satu unsur budaya Tanah Air yang mampu memberikan nilai ekonomi bagi masyarakat.

Contoh opsi dalam meningkatkan nilai ekonomi yang paling memungkinkan adalah menyertakan aksara Jawa sebagai motif pada enam jenis batik Surabaya, yakni Batik Remo Suroboyoan, Batik Sparkling, Batik Abhi Boyo, Batik Gembili Wonokromo, Bati Kembang Bungur, dan Batik Kintir-Kintiran.

"Penggunaan aksara Jawa sebagai motif batik tentu menjadi daya tarik tersendiri. Kemarin kami sudah bertemu dengan eksportir dan berkonsultasi, jadi kami arahkan mereka untuk membuat contoh dan dilakukan pembuatan batik dengan orientasi ekspor," cakapnya.*

Baca juga: Pimpinan DPRD: Pencantuman Aksara Jawa dimulai di Balai Kota Surabaya

Baca juga: Sarasehan membingkai aksara nusantara dan dunia digelar di Surabaya

Pewarta: Willi Irawan/Ananto Pradana
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2024