BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada 2028
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI menargetkan tingkat pengembalian ekuitas (Return on Equity/ROE) meningkat hingga 20 persen pada 2028.

"BNI memiliki aspirasi untuk dapat meningkatkan ROE hingga 20 persen pada 2028," kata Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam konferensi pers Paparan Kinerja BNI 2023 di Jakarta, Jumat.

Peningkatan ROE akan dicapai melalui konsistensi dalam membukukan pertumbuhan kredit yang berkualitas dari segmen consumer, corporate, dan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sehingga kualitas aset akan sehat dalam jangka panjang.

Royke mengatakan profitabilitas perusahaan juga akan didorong oleh peningkatan produktivitas bisnis, efisiensi operasional serta kontribusi perusahaan anak.

Untuk mewujudkannya, peningkatan kapabilitas sumber daya manusia (SDM) dan optimalisasi teknologi menjadi pengungkit (enabler) yang penting. Transformasi yang telah berjalan tiga tahun juga memberikan pondasi untuk peningkatan kapabilitas SDM dan teknologi informasi tersebut.

BNI juga memiliki agenda ke depan, yakni memperluas digitalisasi pada proses bisnis, pengembangan platform transaction banking yang lebih advanced, transformasi cabang, hingga peningkatan skala bisnis perusahaan anak, yang memungkinkan BNI memiliki proposisi nilai dan customer engagement yang unggul.

Pada 2023 BNI mencatatkan ROE sebesar 15,2 persen, meningkat sebesar 120 basis poin dari posisi 14 persen di 2019. Pencapaian itu diperoleh di tengah nilai modal atau ekuitas yang terus meningkat, sehingga menggambarkan naiknya tingkat profitabilitas perusahaan.

"Hasil positif ini diperoleh dari perbaikan fundamental, termasuk kontribusi fee-based income, efisiensi operasional, serta kualitas aset," tuturnya.

Lebih lanjut Royke menuturkan sepanjang periode 2020-2023, BNI mampu mencatatkan rata-rata pertumbuhan kredit mencapai 7,9 persen per tahun.

Pertumbuhan kredit utamanya berasal dari segmen prospektif berisiko rendah. Segmen tersebut menghasilkan penurunan profil risiko yang tergambar dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk risiko kredit yang turun dari 82 persen pada 2019 menjadi 73 persen pada 2023.

Perbaikan kualitas aset dilakukan sebagai langkah strategis untuk memastikan bisnis perusahaan tetap berkelanjutan dalam jangka panjang di tengah dinamika ekonomi global yang terus berubah.

Laba bersih BNI sepanjang 2023 mencapai Rp20,9 triliun, atau tumbuh 14,2 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada periode yang sama, kredit BNI juga meningkat sebesar 7,6 persen yoy menjadi Rp695 triliun.

Baca juga: BNI menyalurkan pembiayaan berkelanjutan hingga Rp67,9 triliun

Baca juga: BNI bukukan laba bersih Rp20,9 triliun pada 2023

Baca juga: BNI catat kredit tumbuh mencapai Rp695 triliun pada 2023


 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024