Jakarta (ANTARA) - Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Halim Iskandar menilai bahwa meningkatkan literasi masyarakat desa akan mempercepat pembangunan desa.

"Salah satu media cara kita untuk memahamkan bahwa desa punya masalah adalah melalui literasi. Literasi untuk masyarakat desa penting sebagai ruang edukasi dalam melaksanakan pembangunan," kata Mendes PDTT dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.

Baca juga: Kemendes PDTT: 33.902 desa punya fasilitas perpustakaan

Ia menilai literasi berperan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di desa yang merupakan kebutuhan utama dalam perencanaan hingga evaluasi pembangunan desa.

Menurut dia, agar gerakan literasi benar-benar berjalan secara menyeluruh di 75.265 desa di Indonesia, Kemendes PDTT mengeluarkan aturan yang menaungi terkait bacaan masyarakat desa, yakni Keputusan Mendes PDTT No 3/2024 tentang Taman Bacaan Masyarakat Desa.

Dengan adanya regulasi yang mengatur tentang literasi desa, kata dia, pemanfaatan dana desa untuk meningkatkan kualitas SDM dipastikan berjalan semakin cepat.

"Harapan kita tentu saja untuk meningkatkan SDM dan ekonomi masyarakat desa menjadi target utama. Semakin mandiri desa itu, maka tidak lagi bicara infrastruktur. Desa mandiri fokusnya pada peningkatan SDM dan ekonomi," tuturnya.

Selain literasi, Abdul Halim menambahkan partisipasi masyarakat dalam perencanaan pembangunan juga berperan penting dalam pembangunan desa.

Baca juga: Mendes PDTT: Pembangunan desa gambut perlu kerja sama antardesa

Baca juga: Mendes PDTT optimis 38 desa tertinggal Lampung dapat dientaskan


Dengan begitu, kata dia, tidak ada lagi pelaksanaan pembangunan berdasarkan kepentingan elit tertentu, namun dititikberatkan pada potensi dan masalah yang ada.

"Dua hal tersebut dapat diketahui melalui literasi yang semakin kuat. Kita ingin dana desa ini betul-betul membangkitkan partisipasi masyarakat, karena partisipasi warga akan mengawal transparansi dalam pembangunan," kata Mendes.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2024