'demand'-nya itu luar biasa besar, tahun lalu itu 13,9 miliar dolar AS dan diprediksi 10 tahun ke depan mencapai 24-27 miliar dolar AS
Karawang (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru Rahayu menuturkan nilai ekonomi nila salin atau tilapia di pasar global mencapai 13,9 miliar dolar AS.
 
“Kenapa kita pilih ikan tilapia (dibudidayakan di Karawang), karena market globalnya, demand-nya itu luar biasa besar, tahun lalu itu 13,9 miliar dolar AS dan diprediksi 10 tahun ke depan mencapai 24-27 miliar dolar AS dengan CAGR-nya 6,58,” ujar Tebe sapaan akrabnya saat ditemui di Karawang, Jawa Barat, Jumat.
 
Ia juga menuturkan produk nila salin dalam bentuk fillet atau potongan daging tanpa tulang diminati di Amerika Serikat.
 
Sementara pasar domestik nila salin diakuinya masih didominasi permintaan tinggi di Pulau Jawa, disusul Nusa Tenggara Timur serta Sumatera.
 
“Paling banyak pasti di Jawa. Kedua yang saya lihat di NTT banyak sekali ikan nila. Ketiga di Sumatera. Makanya banyak ikan dari Maninjau segala itu banyak untuk disuplai ke Padang, Bengkulu,” jelasnya.

Baca juga: KKP: Budi daya ikan nila di Karawang merupakan hasil modifikasi

Baca juga: KKP sebut lima kapal hasil tangkapan bisa dimanfaatkan untuk nelayan


Diketahui, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menuturkan, pihaknya telah memodifikasi tambak budidaya udang yang tidak berfungsi menjadi proyek percontohan (modeling) tambak budidaya ikan nila salin di kawasan Karawang, Jawa Barat.

Upaya pembangunan modeling ini salah satunya dilakukan untuk mendongkrak produksi komoditas perikanan unggulan ekspor asal Indonesia.

Adapun tambak yang telah dimodifikasi sebesar 80 hektare ini, Trenggono memprediksikan modal yang telah dikucurkan pemerintah akan kembali setelah beroperasi selama tiga tahun.
 
Adapun proyek percontohan (modeling) nila salin ini terbagi menjadi dua bagian yakni Blok A yang merupakan tambak produksi (existing) dengan luas 16 hektare yang terdiri atas 22 petak tambak, serta Blok B dengan luas 20 hektare dengan 36 petak tambak.
 
Disusul tambahan klaster pengembangan yakni Blok C seluas 20,5 hektare yang terdiri dari 36 petak serta Blok B dengan luas total 23,5 hektare yang terdiri dari 56 petak tambak serta diproyeksikan dalam satu siklus mampu menghasilkan produksi sebanyak 7.020 ton selama 8-9 bulan dengan target berat ikan per ekor mencapai 1 kilogram.

Baca juga: KKP memodifikasi tambak udang tak berproduksi jadi tambak nila salin

Baca juga: KKP tegaskan fokus kembangkan pengawasan melalui teknologi 

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2024