Jakarta (ANTARA) - Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) berharap para pemain Kalteng Putra terhindar dari sanksi Komisi Disiplin (Komdis) PSSI akibat imbas dari mogok bertanding.

Sebelumnya, para pemain Kalteng Putra melakukan aksi mogok bertanding saat berhadapan dengan PSCS Cilacap dalam lanjutan pertandingan Liga 2 yang berlangsung pada 27 Januari lalu.

"Jangan sampai ini para pemain (Kalteng Putra) menjadi korban deretan malapetaka sepak bola kita. Kita sudah tahu sebelumnya karena kasus gaji pemain ada yang meninggal, ada yang terlantar, ada yang ditahan, detensi oleh imigrasi, ya bahkan ada kerusuhan, dan sebagainya," kata Officer Legal APPI Riza Hufaida dalam konferensi pers yang berlangsung di Jakarta, Jumat.

Selain menunggak gaji pemain dalam kurun waktu satu sampai dua bulan, Kalteng Putra juga melaporkan pemain-pemainnya kepada pihak kepolisian dengan dugaan pencemaran nama baik.

Baca juga: APPI bela pemain Kalteng Putra yang dibayangi sanksi PSSI dan pidana

Menurut Riza Hufaida, para pemain telah melakukan usaha dengan tetap bermain dan telah bermusyawarah terkait dengan tunggakan gaji.

"Bayangkan kalau ini bener-bener disanksi, ungkapan apa yang tepat. jatuh tertimpa tangga? enggak kurang tepat karena ini ada sanksinya lagi dan sanksinya nggak main-main, kalau Komdis kita lihat ancaman di pasal 5 UU 8 itu," ujar Riza.
​​​​​​​
Para pemain Kalteng Putra juga telah memenuhi panggilan sidang Komdis PSSI pada 31 Januari dan 1 Februari. Dalam sidang Komdis tersebut, para pemain Kalteng Putra telah menyampaikan bahwa aksi mogok bertanding karena belum menerima hak berupa pembayaran gaji dari klub dengan jumlah tunggakan satu sampai dengan dua bulan gaji.

Pemain Kalteng Putra juga telah menjelaskan kepada Komdis PSSI bahwa aksi tersebut dilakukan setelah melalui upaya musyawarah yang gagal karena tidak ada itikad baik dari pihak klub.

Baca juga: Jafri Sastra hengkang dari kepelatihan Kalteng Putra

Pewarta: Fajar Satriyo
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2024