Kairo (ANTARA News) - Para ahli teknik militer Mesir Sabtu menjinakkan peluru-peluru mortir yang diletakkan untuk diledakkan di satu jalur kereta api yang menghubungkan kota-kota Ismailiya dan Suez, kata para pejabat.

Polisi meminta bantuan para ahli teknik militer setelah penduduk dari satu desa dekat jalur kereta api menemukan bom itu, kata para pejabat.

Para pejabat mengatakan dua peluru mortir dan satu granat berpelontar roket ditempatkan di lokasi itu agaknya akan diledakan pukul 06.000 waktu setemat (11.00 WIB) saat kereta api lewat.

Penemuan bom itu terjadi setelahh satu ledakan bom yang ditargetkan pada Menteri Dalam Negeri Mohamed Ibrahim ketika meninggalkan rumahnya untuk bekerja, Kamis.

Ibrahim yang selamat tanpa cedera, kemudian mengatakan negara menghadapi "satu gelombang terorisme" di tengah-tengah polisi menindak keras para pendukung presiden terguling Mohamed Moursi.

Seorang pejabat kementerian kesehatan mengatakan seorang cedera dalam ledakan bom akibat luka yang dialaminya Jumat.

Kelompok Ikhwanul Muslim menuntut Moursi dipulihkan kembali jabatannya dan mengutuk usaha pembunuhan terhadap menteri itu, dan mengatakan mereka tetap berjanji akan melakukan protes-protes damai.

Tetapi paya pengamat mengatakan para anggota kelompok garis keras yang nakal akan berusaha melakukan serangan-serangan karena militer dan polisi menangkap para tokoh kelompok itu.

Jalur kereta api antara Suez dan Ismailiya teletak di sisi barat Terusan Suez, dengan semenanjung Sinai di timur.

Pada 1 Septmber, kepala Otoritas Terusan Suez Laksamana Mohab Mamish mengatakan satu kelompok garis keras melancarkan serangan satu kapal berbendera Panama yang melewati jalur pelayaran penting itu.

Ia tidak merinci lebih jauh, tetapi satu gambar video yang tayangkan di jejaring sosial YouTube menunjukkan dua pria menembakan granat-granat berpelontar roket ke kapal barang itu, tetai tidak menimbulkan kerusakan.

Tidak mungkin untuk segera memverifikasi keaslian video itu.

Militer sedang menghadapi pemberontakan di utara semenanjung Sinai, satu pangkalan kelompok garis keras yang mendukung Al Qaida yang melancarkan serangan hampir setiap hari terhadap pasukan keamanan, demikian AFP.

(H-RN)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013