Halte yang punya commersial space (ruang komersial), kita ada 30 persen untuk UMKM
Jakarta (ANTARA) - PT Transportasi Jakarta (TransJakarta) menggandeng Pemprov DKI Jakarta untuk mengkurasi (menyeleksi) produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang akan dijual di halte perusahaan transportasi publik tersebut.
 
"Kami bekerja sama dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta untuk mengkurasi produk yang dijual di halte. Jadi ada rates (tarif) untuk tenant yang sifatnya komersial dan ada rates khusus untuk pelaku UMKM," kata Direktur Utama TransJakarta Welfizon Yuza  di Jakarta, Minggu.
 
Welfizon menyebut sebagai korporasi di bidang transportasi publik berkomitmen mengusung konsep tata kelola sosial dan lingkungan (environmental social governance) yakni bersih, berdaya, dan lestari.
 
PT TransJakarta mengalokasikan ruang usaha hingga 30 persen di sejumlah halte untuk gerai UMKM sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi Jakarta. Hal ini menjadi salah satu konsep TransJakarta yaitu berdaya.
 
"Halte yang punya commersial space (ruang komersial), kita ada 30 persen untuk UMKM. Jadi UMKM bisa kita berikan ruang untuk bisa tumbuh dan berkembang bersama," ujar Welfizon.
 
Divisi Komersial TransJakarta juga siap melayani pelaku UMKM yang tertarik untuk membuka usaha di halte TransJakarta sehingga masyarakat bisa menikmati fasilitas yang ada di sejumlah halte.
 
TransJakarta selalu berupa memberikan pelayanan yang terbaik kepala pelanggan. Salah satu upaya yang ditekankan oleh TransJakarta yakni terkait pengembangan bisnis dan optimalisasi aset-aset yang ada di TransJakarta dengan berbagai aktivitas.
 
Selain itu, dalam konsep bersih, TransJakarta mengedepankan aspek lingkungan. Seperti menghadirkan transportasi yang bertanggung jawab terhadap lingkungan, sehingga semakin banyak yang menggunakan transportasi umum untuk perbaikan polusi udara di Jakarta.
 
"Lalu konsep berdaya ini ada beberapa program. Seperti operator-operator MikroTrans kita ini kebanyakan dari koperasi. Dan dengan bergabung dengan TransJakarta, mereka menjadi lebih berdaya," ucap Welfizon.
 
Sebelumnya, Direktur Pelayanan dan Bisnis TransJakarta, Fadly Hasan mencontohkan Halte CSW, di Bundaran HI, lalu Halte Dukuh Atas yang memiliki banyak ritel yang dapat dinikmati sambil menunggu TransJakarta ataupun untuk bertemu dengan seseorang.
 
Ritel tersebut dari skala nasional hingga internasional, mulai dari mini swalayan (minimarket) dan kedai kopi (coffee shop) UMKM hingga bisnis. TransJakarta ingin memanfaatkan segala aset yang ada sebagai ekosistem ataupun kehidupan baru yang bisa terkoneksi langsung dengan masyarakat di Jakarta.
 
"Contoh kita bisa konser mini di halte kayak Raisa, peragaan busana batik lokal, peluncuran produk,  hingga berbagai aksi komunitas," ucap Welfizon.
Baca juga: TransJakarta rutin cek halte dan bus bebas alat peraga kampanye
Baca juga: TransJakarta hapus rute 7E akibat berhimpitan dengan rute lain
Baca juga: TransJakarta sesuaikan dua layanan akibat aksi di Patung Kuda

Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2024