Kajian akan dilakukan untuk mengetahui berapa tinggi tingkat polusi udara di Kota Palembang.
Palembang (ANTARA News) - Lima universitas dari Inggris yang tergabung dalam tim "Center for Low Carbon Future" akan melakukan kajian terkait polusi udara Kota Palembang, karena tergolong kota besar di Indonesia

Kajian akan dilakukan untuk mengetahui berapa tinggi tingkat polusi udara di Kota Palembang. Demikian disampaikan Koordinator "Center for Low Carbon Future", Prof Andy, saat audiensi dengan Wakil Wali Kota Palembang, Harnojoyo, di Palembang, Senin.

"Penelitian tersebut menjadi salah satu upaya untuk memberikan masukan kepada pemkot setempat sebagai acuan untuk menyikapi hasil pengkajian kelak," kata Andy.

Andy menambahkan, penelitian akan dilakukan sampai akhir tahun yang dilakukan oleh ahli dari lima universitas asal Inggris. Penelitian dilakukan secara bertahap sampai akhirnya menghasilkan solusi dalam mengantisipasi dampak polusi udara.

Empat sektor yang akan diteliti tingkat polusi udaranya adalah sektor industri, transportasi, perumahan, dan sampah.

Sementara itu, Peneliti Badan Litbang Kementerian Perhubungan, Zulfikri mengatakan, sampai sejauh ini industri dan transportasi menjadi penyumbang tertinggi polusi udara.

Karena itu, kajian yang dilakukan perwakilan universitas akan menghitung tingkat pencemaran dan kondisi ideal karbon di kota pempek, ujarnya.

Zulfikri menambahkan, teknologi-teknologi dalam penghitungan polusi udara tersebut dipastikan akan membantu pemerintah dalam meminimalisir emisi gas buang dari industri dan transportasi.

Tentunya, berkaitan dengan program yang telah dilaksanakan, seperti menganti bahan bakar minyak menjadi gas.

Kepala Bidang Transportasi dan Rel Dishub Kota Palembang, Agus Supriyanto menambahkan, kegiatan tim dari Inggris tersebut tentunya erat hubungan dengan kebijakan pemkot setempat yang terus menekan emisi gas buang.

Agus menambahkan, program pengantian bahan bakar minyak menjadi gas juga satu hal yang dipertimbangkan tim melakukan uji polusi udara di kota yang memiliki ikon jembatan Ampera tersebut.

Setelah sekitar 700 unit konverter kit dipasang ke kendaraan dinas dan angkutan perkotaan tahun ini pihaknya akan melanjutkan program memasang 1.000 konverter kit.

Pewarta: Nila Ertina
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013