Purwokerto (ANTARA) - Petugas gabungan yang dikoordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, menangani tanah longsor yang menutup ruas jalan provinsi yang menghubungkan Banjarnegara dan Pekalongan.

"Tanah longsor dari tebing setinggi 10 meter dengan lebar 15 meter tersebut terjadi di Dusun Tanggap, Desa Slatri, Kecamatan Karangkobar, Banjarnegara, dini hari tadi sekitar pukul 02.00 WIB akibat hujan lebat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Banjarnegara Andri Sulistyo saat dihubungi dari Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Senin siang.   

Akibat kejadian tersebut, kata dia, ruas jalan Banjarnegara-Karangkobar tidak bisa dilalui kendaraan karena tertimbun material longsoran.

Kendati ruas jalan yang tertimbun longsor tidak terlalu panjang, dia mengatakan volume material longsorannya cukup banyak karena timbunan tertinggi mencapai 7 meter.

"Oleh karena itu, kami mengerahkan tiga alat berat untuk membuka jalan dan hingga saat ini kami masih mengevakuasi material longsoran," katanya.

Selain di ruas jalan provinsi, kata dia, tanah longsor juga dilaporkan terjadi di enam lokasi seperti Punggelan dan Banjarmangu serta bencana angin kencang yang merusak rumah-rumah warga di beberapa lokasi seperti Punggelan.

Menurut dia, pihaknya hingga saat ini masih melakukan asesmen terhadap bencana tanah longsor dan angin kencang di wilayah-wilayah tersebut.

"Sementara ini, kami prioritaskan penanganan longsor di ruas jalan provinsi antara Banjarnegara dan Pekalongan karena material longsorannya sangat banyak," katanya.

Andri mengimbau masyarakat untuk tetap tenang dan segera melakukan evakuasi mandiri jika terjadi hujan lebat yang terus-menerus.

Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo mengingatkan hujan lebat hingga sangat lebat yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi masih berpotensi di wilayah pegunungan tengah Jateng seperti Purbalingga dan Banjarnegara.

"Bahkan, curah hujan pada bulan Februari di wilayah tersebut diprakirakan masuk kategori tinggi atau 301-500 milimeter per bulan hingga sangat tinggi atau lebih dari 500 milimeter per bulan," katanya.

Baca juga: BPBD Banjarnegara ajukan peningkatan status darurat longsor

Baca juga: 45 keluarga mengungsi akibat longsor di Banjarnegara

Baca juga: BPBD Banjarnegara siapkan langkah antisipasi bencana longsor


 

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024