Jakarta (ANTARA) - Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) menilai para calon presiden (capres) belum menyentuh akar permasalahan kesehatan yang bersifat sistemik dan sistemik dan struktural dalam debat pemungkas Pilpres 2024 pada Minggu (4/2).

Founder Center for Indonesia's Strategic Development Initiatives (CISDI) Diah Satyani Saminarsih mengapresiasi para capres karena sempat membahas upaya promotif dan preventif untuk kesehatan. Akan tetapi, ujar Diah, upaya-upaya promotif-preventif tersebut masih terbatas pada pendekatan secara individu.

"Padahal sebenarnya negara bertanggung jawab untuk memberi, menciptakan sebuah enabling environment, dan memfasilitasi masyarakat agar bisa secara berkelanjutan melakukan gaya hidup sehat," kata Diah dalam Konferensi Pers Soal Debat Pamungkas Capres "Hal-hal yang Belum Tuntas Dibahas di Isu Kesehatan" yang disimak secara daring di Jakarta, Senin.

Dia menjelaskan, ketiga pasangan calon masih fokus di masalah yang bersifat permukaan. Padahal, kesehatan adalah isu yang kompleks, dan membutuhkan solusi yang bersifat kebijakan, bukan semata-mata melalui pendekatan medis, seperti produksi jumlah dokter.

Menurutnya, pembahasan tentang kebijakan yang dapat memfasilitasi orang untuk hidup sehat dapat disentuh saat debat tersebut.

Diah mencontohkan kebijakan yang bisa ditempuh seperti menaikkan harga makanan yang tidak sehat melalui penerapan pajak.

"Akses terhadap tembakau, yang juga tidak disebut sama sekali kemarin itu, lebih mudah, dibandingkan pergi ke fasilitas untuk jalan kaki atau tempat publik untuk berolahraga," katanya.

Selain itu, dia menyebut bahwa kebijakan untuk memenuhi kebutuhan berupa sembilan tipe tenaga kesehatan dalam satu faskes, antara lain dokter, perawat, apoteker, diperlukan guna mentransformasi layanan kesehatan primer yang utuh dan terintegrasi.

Baca juga: Ahli: Para capres tidak bahas upaya preventif dalam isu kesehatan
Baca juga: Ahli: Para capres tidak kaitkan kesehatan dengan lingkungan saat debat


Menurut Diah diperlukan pula kebijakan untuk menyelesaikan isu kesehatan pada kaum perempuan yang disebutnya memiliki kompleksitas dalam menavigasi hidup di dalam komunitas serta membutuhkan pendekatan interseksionalitas.

"Harus bisa sebagian diselesaikan dengan kebijakan-kebijakan kesehatan yang mendengarkan kebutuhan perempuan untuk bisa mendapatkan layanan kesehatan berkualitas. Perempuan disini termasuk anak remaja perempuan," ujarnya menjelaskan.

Dia mengungkapkan bahwa perlu sebuah keterlibatan yang bermakna bagi masyarakat sipil, media, dan akademisi, agar kebijakan yang dihasilkan dapat berdasarkan keahlian dan bukti saintifik.

KPU RI telah menetapkan tiga pasangan capres-cawapres peserta Pilpres 2024 yakni Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dengan nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.

Selepas debat pertama Pilpres 2024 pada 12 Desember 2023, debat kedua 22 Desember 2023, debat ketiga 7 Januari 2024, dan debat keempat pada 21 Januari 2024, KPU menggelar debat kelima di Balai Sidang Jakarta.

Debat pemungkas Pilpres 2024 sekaligus menjadi debat ketiga yang mempertemukan para capres dan KPU menyelenggarakannya dengan tema meliputi pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Baca juga: Pengamat: Isu peluang kerja belum dibahas mendalam di debat capres
Baca juga: Pengamat nilai para capres saling menerima kritik dalam debat terakhir

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2024