Surabaya (ANTARA) - Pimpinan DPRD Kota Surabaya mengawal alat peringatan dini terintegrasi (IWS) hasil rancangan dua pelajar SMP Negeri 52, yakni Vanessa Dewi Saraswati dan Adita Zahra Putri untuk mendapatkan hak atas kekayaan intelektual (HAKI).

Wakil Ketua DPRD Kota Surabaya AH Thony mengatakan inovasi bidang kedaruratan itu terlebih dahulu disampaikan ke pemerintah kota (pemkot) setempat sehingga bisa mendapatkan pendampingan.

"Kami meminta kepada pemerintah bahwa semangat seperti itu perlu difasilitasi untuk mendapatkan HAKI," kata Thony di ruang kerjanya, Rabu.

Thony menyebut IWS memang sudah semestinya dipatenkan atas nama kedua siswa itu. Hal itu juga bagian dukungan dan apresiasi kepada anak bangsa.

"Anak bangsa tidak boleh dianaktirikan, harus ada keadilan dan keberpihakan sehingga tersambung dengan pemerintah pusat soal Indonesia Emas 2045," ujarnya.

Thony menjelaskan pengawalan untuk mendapatkan hak paten dikarenakan IWS menjadi solusi untuk meminimalisasi dampak dan memaksimalkan penanganan kejadian kegawatdaruratan di setiap lokasi permukiman penduduk.

"Sering kali di masyarakat tiba-tiba ada kebakaran karena faktor kelalaian atau kejadian perampokan yang bisa menyebabkan korban jiwa," ucapnya.

Dia berharap IWS dari Vanessa dan Adita ini bisa memantik pelajar di Kota Surabaya untuk menelurkan inovasi yang mampu memberikan kebermanfaatan bagi masyarakat.

"Kalau diibaratkan mereka berdua ini varietas unggul yang bisa dijadikan contoh menggugah semangat masyarakat lain," kata dia.

Sementara, seorang perancang IWS Vanessa Dewi Saraswati menjelaskan ide awal pembuatan alat deteksi dini kejadian gawat darurat didasari peristiwa kebakaran yang sempat terjadi di kawasan tempat tinggalnya.

"Ada rumah kosong yang terbakar habis karena sedang tidak ada patroli," ujarnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan cara kerja IWS yang dirancangnya bersama Adita Zahra Putri menyalurkan informasi dari setiap rumah di suatu kawasan ke pos keamanan.

Pengerjaan alat itu memakan waktu kurang lebih 1,5 hingga 2 bulan. IWS yang mereka rancang dilengkapi beberapa komponen, seperti sensor api, gas, magnet, tombol darurat, sensor suhu, dan kelembapan udara.

"Kalau misalnya ada gas, maka informasi masuk di pos satpam bahwa di salah satu rumah ada kebocoran gas," ucapnya.

Kendati demikian, dia menyebut IWS itu masih perlu dilakukan penyempurnaan untuk mencegah hambatan pada sistem sensor.

"Kalau evaluasi bisa pakai sensor yang lebih kuat sehingga lebih sensitif," kata dia.

Pewarta: Willi Irawan
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2024