Jakarta (ANTARA) - Dokter dari RS Persahabatan dr. Anindhita, Sp.OG(K)-Onk mengatakan, laki-laki juga bisa mendapatkan vaksin guna mencegah human papillomavirus (HPV), karena kanker serviks bukan satu-satunya kanker yang disebabkan virus itu.

"Karena virus HPV ini tidak hanya menyebabkan kanker serviks saja. Jadi ternyata ada kanker penis, ada kanker nasofaring seperti itu. Jadi untuk laki-laki juga tetap bisa diberikan vaksin HPV," ujar Anindhita dalam “Cegah Kanker Serviks dengan Vaksinasi HPV” yang disiarkan oleh Kementerian Kesehatan di Jakarta, Selasa.

Hal tersebut dia ungkapkan sebagai respon dari pertanyaan mengenai peruntukan vaksin HPV.

Dia menjelaskan, saat ini banyak kejadian perempuan mengidap kanker serviks, oleh karena itu, ada program nasional yang dibuat bagi anak-anak perempuan guna mencegah hal tersebut.

"Yang anak laki-laki bukannya nggak dipikirin, tapi memang karena kejadiannya tidak sebanyak itu. Jadi belum dijadikan program. Tapi kalau mau mengerjakan sendiri, mau lakukan vaksinasi sendiri juga silahkan," katanya.

Baca juga: Dokter paparkan cara-cara mencegah virus HPV

Dokter itu menjelaskan bahwa vaksin tersebut dapat diberikan sejak anak berusia 9 tahun. Adapun dosis yang diberikan, ujarnya, adalah 2 kali, dengan rentang satu tahun. Bagi yang berusia di atas 13 tahun, ujarnya, dosis yang diberikan adalah 3 kali, dengan rentang lebih singkat.

Menurutnya, vaksinasi merupakan salah satu upaya pencegahan agar tidak terkena HPV. Upaya-upaya lain, ujarnya, yaitu dengan melakukan skrining, seperti pap smear dan pemeriksaan HPV DNA. Dengan demikian, katanya, seseorang dapat mengetahui apakah mereka mendapatkan virus tersebut, terutama yang punya risiko menyebabkan kanker.

Idealnya, katanya, deteksi tersebut dilakukan setahun sekali bagi orang-orang yang sudah aktif secara seksual, seperti yang sudah menikah, atau tiga tahun apabila pemeriksaan tersebut menunjukkan tanda-tanda yang bagus.

Dalam kesempatan itu, dia menyebut bahwa ada sejumlah orang yang rentan terkena kanker serviks, misalnya perempuan yang pernah berhubungan seksual di usia muda, misalnya di bawah 17 tahun. Dia menjelaskan, berkembangan organ genital belum sempurna masih saat muda.

Selain itu, ujarnya, konsumsi rokok perlu dikurangi, bahkan dihentikan, karena rokok juga dapat mempengaruhi kesehatan serviks. Kemudian, katanya, adalah makan dengan gizi yang seimbang.

Baca juga: Dokter: Vaksin HPV perlu diberikan sedini mungkin

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024