Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 25.518 korban banjir di Kabupaten Demak, Jawa Tengah dilaporkan tertahan di tempat pengungsian darurat hingga beberapa hari ke depan karena genangan air masih belum surut.

Pernyataan tersebut disampaikan  Plt Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Demak M. Agus Nugroho melalui siaran daring bertajuk “Teropong Bencana” Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dipantau di Jakarta, Kamis.

Menurut Agus, dua puluhan ribu korban tersebut merupakan warga dari 25 desa di Kecamatan Karanganyar, Gajah dan Wijen, yang terdampak banjir besar sejak Senin (5/2).

"Karena tempat tinggal mereka masih tergenang banjir, terpaksa masih harus tertahan di pengungsian darurat yang tersebar di 55 titik, sampai kondisi benar-benar membaik," kata dia.

Baca juga: Kemensos tambah bantuan dan dapur umum untuk korban banjir Demak

Ia menjelaskan, setidaknya sejak Kamis petang air masih menggenangi pemukiman warga di desa-desa tersebut dengan ketinggian 20-150 centimeter.

Tim Pusdalops BPBD Demak mengkonfirmasi jebolnya tanggul Sungai Wulan yang posisinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Kudus itu, menjadi salah satu hal yang membuat banjir belum bisa teratasi sempurna.

Penyedotan genangan air menggunakan 20 unit pompa berkapasitas ribuan liter per detik  masih berjalan lamban, karena tidak ada pembatas maka air luapan sungai akan kembali mengalir menggenangi wilayah sekitarnya.

Kendati demikian, Agus memastikan, kebutuhan pokok baik berupa makanan, air bersih maupun selimut, obat-obatan bagi para korban banjir akan tercukupi. Sebanyak 14 dapur umum didirikan demi mencukupi kebutuhan para korban itu.

Di sisi lain, pihaknya berharap upaya perbaikan tanggul pembatas aliran Sungai Wulan bisa segera terselesaikan 100 persen, sehingga banjir tidak kembali meluas bila diguyur hujan dan warga bisa kembali beraktivitas seperti semula.

Baca juga: TNI siap terjunkan delapan SSK untuk penanganan pascabanjir di Demak

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024