Ottawa (ANTARA News) - BlackBerry Senin waktu setempat setuju "buyout" senilai 4,7 miliar dolar AS oleh satu konsorsium yang berencana mengakuisisi perusahaan pembuat ponsel pintar yang lagi berjuang dari kesulitan ini.

BlackBerry pernah mendominasi pasar mobile namun kemudian disalip perangkat-perangkat berbasis Android dan Apple yang baru-baru ini mencetak rekor penjualan iPhone terbesar.

Perusahaan berbasis di Ontario itu menyatakan telah menandatangani "letter of intent"dengan kelompok bisnis pimpinan Fairfax Financial Holdings Limited yang menawarkan akuisisi perusahaan tersebut.

Fairfax, perusahaan Kanada yang dikepalai miliarder Prem Watsa, sudah menjadi pemegang saham BlackBerry dengan menguasai sekitar 10 persen BlackBerry.

Watsa mundur dari dewan direksi BlackBerry Agustus silam saat perusahaan itu tengah mencari perusahaan penyelamatnya.

Watsa mengatakan penjualan saham BlackBerry itu akan membuka babak baru bagi BlackBerry, konsumennya, para mitranya dan karyawannya.

Di bawah kesepakatan akusisi BlackBerry-Fairfax ini, konsorsium tersebut akan menawarkan 9 dolar AS untuk setiap saham luar biasa, dan Fairfax akan melibatkan sahamnya sendiri dalam transaksi itu.

Pembelian oleh konsorsium itu diperkirakan berlangsung 4 November, namun BlackBerry masih akan terus mencari perusahaan penyelamat lainnya.

"Ini adalah kemungkinan terbaik dari hasil sejumlah opsi tak menarik untuk BlackBerry," kata analis Jack Gold dari J. Gold Associates seperti dikutip AFP.

Menurut International Data Corporation, pangsa pasar global BlackBerry tergelincir sampai 3,7 persen pada kuartal kedua tahun ini, sedangkan Android menguasai hampir 80 persen.

Menurut Roger Kay dari Endpoint Technologies Associates, BlackBerry telah dibutakan oleh ancaman-ancaman kompetitif.

"BlackBerry menggantungkan topinya pada keyboard fisikal, mereka percaya bahwa untuk orang yang banyak mengetik mereka perlu keyboard," kata Kay.  "Ketika beralih ke layar sentuh, mereka sudah terlambat. Di industri ini jika Anda kehilangan siklus produk, maka Anda jelas ketinggalan."

Perusahaan yang dulunya bernama Research In Motion ini menyingkapkan nama baru perusahaannya dan platform baru Januari lalu untuk meraih kembali momentum, namun faktanya menghadapi kegagalan besar.

Jumat lalu perusahan ini mengumumkan akan mem-PHK 4.500 karyawannya atau sepertiga dari total karyawannya.  Perusahaan ini juga diprediksi menelan kerugian 1 miliar dolar AS pada kuartal kedua akibat tak berhasilnya penjualan ponsel layar sentuh Z10.

Profesor N. Venkat Venkatraman dari Universitas Boston mengatakan BlackBerry bisa menarik perusahaan-perusahaan seperti IBM, HP atau Dell jika memutuskan fokus pada komunikasi bisnis, bukan pada konsumen pribadi, demikian AFP.

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013