Indonesia turut berpartisipasi dengan menghadirkan para pelaku usaha di industri pangan ringan dan minyak sawit serta turunannya
Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyampaikan bahwa sejumlah industri pangan ringan dan minyak sawit turut berpartisipasi mengikuti pameran Gulfood 2024 Dubai yang diselenggarakan di Dubai World Trade Centre, Uni Emirat Arab (UEA).

Direktur Distribusi dan Cadangan Pangan Bapanas Rachmi Widiriani dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis mengatakan Gulfood Dubai 2024 merupakan salah satu pameran di sektor pangan terbesar di dunia.

“Indonesia turut berpartisipasi dengan menghadirkan para pelaku usaha di industri pangan ringan dan minyak sawit serta turunannya,” kata Rachmi.

Hal tersebut disampaikan Rachmi saat menjadi delegasi Bapanas dalam kunjungan kerja ke Uni Emirat Arab (UEA) pada Rabu (21/2) waktu setempat.

Rachmi mengatakan bahwa Badan Pangan Nasional melakukan visitasi guna melihat langsung pameran Gulfood Dubai 2024 yang diselenggarakan sejak 19 sampai 23 Februari di Dubai World Trade Centre, Uni Emirat Arab (UEA).

Rachmi menuturkan bahwa Gulfood Dubai 2024 merupakan salah satu pameran di sektor pangan terbesar di dunia yang bergengsi dan bertaraf internasional. Di tahun ini, pameran tersebut diisi oleh lebih dari 5.000 merek dari 190 negara termasuk Indonesia.

Meski begitu, Rachmi tidak menerangkan lebih rinci terkait produk-produk industri pangan ringan dan minyak sawit serta turunannya yang mewakili Indonesia dalam pameran pangan tersebut.

“Gulfood 2024 tahun ini salah satunya menaruh fokus terhadap masa depan industri makanan,” ujar Rachmi.

UEA, kata Rachmi pula, menjadi penghubung perdagangan internasional yang menghubungkan dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah, Afrika, Eropa Timur, dan Asia Tengah. Dengan itu, UEA menjadi salah satu mitra perdagangan dan investasi utama bagi Indonesia di Kawasan Timur Tengah.

Sebagai pasar potensial, nilai ekspor makanan olahan Indonesia ke UEA pada 2020 tercatat sebesar 89,42 juta dolar AS atau meningkat 27,09 persen dibandingkan tahun 2019.

Sementara di 2022, UEA menjadi mitra dagang terbesar kedua bagi Indonesia di antara negara-negara Timur Tengah, dengan total perdagangan 5,06 miliar dolar AS.

“Menilik analisis Cost Benefit dan Prognosa IUAE-CEPA (Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement), dalam sepuluh tahun sejak entry into force (EIF), ekspor Indonesia ke UEA diproyeksikan meningkat sebesar 844,4 juta dolar AS atau meningkat 53,9 persen,” tambah Rahcmi.

Selain itu, impor Indonesia dari UEA juga diproyeksikan meningkat sebesar 307,3 juta atau sekitar 18,26 persen. Hal ini diperlukan untuk mengurangi defisit neraca perdagangan Indonesia dengan UEA.

Baca juga: Nagara Institute dorong kemajuan industri pupuk demi pangan nasional
Baca juga: Menko: Inovasi jadi pendorong utama transformasi industri pangan


Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024