Upaya pemadaman dilakukan lewat jalur udara dan darat.
Pekanbaru (ANTARA News) - Peristiwa kebakaran hutan atau lahan gambut di berbagai wilayah kabupaten/kota di Riau masih saja terjadi, terutama saat cuaca panas melanda.

Setelah sebelumnya sempat hilang, pada Selasa (1/10), satelit NOAA kembali mendeteksi kemunculan 27 titik panas (hotspot) di Provinsi Riau.

Titik panas diindikasi kuat sebagai peristiwa kebakaran hutan atau lahan yang selama ini terjadi secara terus menerus.

Hasil rekaman Satelit NOAA yang dirilis Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan, hotspot terbanyak berada di Kabupaten Rokan Hilir dengan jumlah mencapai 12 titik.

Kemudian di Kabupaten Rokan Hulu terdeteksi ada sekitar 11 titik dan di Bengkalis terdapat dua titik, kemudian Kabupaten Siak dan Pelalawan masing-masing terdeteksi kemunculan satu titik panas.

Sementara itu, hasil rekaman Satelit Terra dan Aqua yang dirilis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, pada Senin (30/9) sore, mendapati lima titik panas di Riau.

Tiga di antaranya berada di Kabupaten Bengakalis sementara dua lainnya di Kabupaten Rokan Hilir dan Siak.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau sejauh ini masih terus berupaya memadamkan titik kebakaran lahan atau hutan dengan melibatkan beberapa helikopter.

"Upaya pemadaman dilakukan lewat jalur udara dan darat. Termasuk upaya pemantauannya juga dengan dua jalur ini," kata Kepala BPBD Riau, Said Saqlul Amri di Pekanbaru.

Peristiwa kebakaran lahan tersebut sebelumnya juga telah menyebabkan kualitas udara di sejumlah daerah termasuk Pekanbaru menjadi menurun akibat tercemar kabut asap.

Pewarta: Fazar Muhardi
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013