Denpasar (ANTARA) - Pemerintah Kota Denpasar, Bali, memperteguh komitmen untuk mewujudkan kota yang toleran dan bijaksana menghadapi heterogenitas dan perbedaan warganya dalam momentum peringatan HUT Ke-236 Kota Denpasar.

Wali Kota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara di Denpasar, Senin, menyampaikan bahwa komitmen tersebut juga seperti yang tertuang dalam tema peringatan HUT Ke-236 Kota Denpasar yakni Ajibinaya Menuju Denpasar Maju.

"Ajibinaya, aji itu berarti kebijaksanaan. Binaya itu perbedaan. Artinya bagaimana kita mulia atau bijaksana menyikapi perbedaan di tengah kota yang sangat heterogen ini. Spirit yang dibangun itu adalah kebijaksanaan, kebersamaan, toleransi karena kita sangat heterogen menuju Denpasar yang aman dan damai," ujarnya.

Jaya Negara mencontohkan salah satu wujud komitmen pemerintah mewujudkan kota yang toleran dengan pemberian insentif bagi semua pemuka agama di Denpasar. Dengan adanya insentif ini diharapkan dapat memotivasi para pemuka agama untuk mengayomi umat.

Baca juga: Pemkot Denpasar siapkan rencana bisnis pengelolaan Pelabuhan Sanur

Tak hanya itu, Pemerintah Kota Denpasar juga menanggung iuran atau premi BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS Kesehatan bagi para pemuka agama di Denpasar. Selain itu, Pemerintah Kota Denpasar juga sering melakukan kegiatan melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di Kota Denpasar.

Jaya Negara dalam kesempatan tersebut juga tidak menampik bahwa masih ada sejumlah tantangan dalam membangun Kota Denpasar menuju kota yang maju.

Tantangan pembangunan di Denpasar di antaranya masalah sampah, kabel-kabel listrik dan telekomunikasi di perkotaan yang masih semrawut hingga pelayanan penyediaan air minum yang lebih optimal.

Terkait pelayanan air minum, Pemerintah Kota Denpasar juga sudah ada skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KBPU) dan khusus di daerah Monang-Maning sudah ada CSR dari Pemerintah Korea Selatan melalui program Korea Project Smart Water Management.

Selanjutnya mengenai persoalan kabel listrik sudah ada studi kelayakan dari Universitas Udayana dan untuk penanganannya dikerjakan oleh Perumda Bhukti Praja Sewakadharma.

Baca juga: Wali Kota deklarasikan Denpasar sebagai Kota "Open Defecation Free"

Sedangkan masalah sampah, ia mengakui kerja sama Pemerintah Kota Denpasar dengan melibatkan pihak ketiga sejauh ini belum berjalan maksimal.

Jaya Negara mengatakan masyarakat Kota Denpasar selama ini telah turut aktif mendukung program pembangunan di Kota Denpasar, terutama dalam bidang seni budaya yang dapat dilihat melalui ajang Kesanga Festival yang identik dengan parade ogoh-ogoh menyambut Hari Suci Nyepi.

Terkait persoalan sampah, warga di banjar-banjar di Kota Denpasar telah aktif memilah sampah anorganik melalui bank sampah. "Itu merupakan wujud dukungan masyarakat pada Pemerintah Kota Denpasar," katanya.

Sementara itu, Wakil Wali Kota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menambahkan, di tengah heterogenitas masyarakat Denpasar, pemerintah daerah senantiasa hadir dengan setia dan tulus untuk melayani masyarakat Denpasar.

Program daerah yang dituangkan mengacu pada visi misi Pemerintah Kota Denpasar yakni Mewujudkan Kota Kreatif Berbasis Budaya Menuju Denpasar Maju dengan dilandasi spirit Vasudhaiva Kutumbakam (Menyama Braya/persaudaraan).

Baca juga: Pemkot Denpasar-PHDI gelar lomba Trisandya kuatkan karakter pelajar

Dalam peringatan HUT Ke-236 Kota Denpasar itu juga diisi penyerahan bantuan paket bahan pokok kepada para petugas kebersihan lapangan di kota setempat.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024