Angin puting beliung di perbatasan Bandung dan Sumedang, Jawa Barat yang merusak 16 rumah tersebut ternyata berpotensi terjadi di Sumsel
Palembang (ANTARA) -
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sumatera Selatan meminta warga di tiga wilayah kabupaten yakni Kabupaten Musi Rawas, Musi Rawas Utara (Muratara), dan Kota Lubuklinggau, agar mewaspadai angin kencang seperti yang terjadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat pada 24 Februari 2024.
 
"Angin puting beliung di perbatasan Bandung dan Sumedang, Jawa Barat yang merusak 16 rumah tersebut ternyata berpotensi terjadi di Sumsel. Salah satunya yang rawan yakni kawasan Musi Rawas-Lubuklinggau-Muratara, juga beberapa daerah lain," kata Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Sinta Andayani dikonfirmasi di Palembang, Senin.
 
Ia menerangkan bahwa angin puting beliung seperti yang terjadi di Jawa Barat itu bukan suatu fenomena yang baru bagi wilayah Sumsel.
 
Angin kencang merupakan istilah lain dari angin puting beliung, masyarakat menyebutnya angin puyuh. Fenomena angin memutar dan sering terjadi di wilayah Sumsel. "Istilah angin puting beliung ialah angin kencang yang bergerak melaju secara memutar," katanya.

Baca juga: BMKG Bandung minta warga waspadai potensi puting beliung hingga Maret
 
Ia menyebutkan angin puting beliung dengan kecepatan 120 km/jam sering disebabkan awan Cumulonimbus (CB) dengan durasi cukup lama atau sekitar lima menit hingga 10 menit.
 
Selain awan CB, penyebab angin ini dipengaruhi letak geografis dan cuaca. BMKG memprediksi, untuk beberapa hari ke depan potensi cuaca ekstrem di wilayah Sumsel masih tinggi. Kondisi ini pengaruh dari pola angin belokan dan konvergensi di sekitar wilayah Sumsel.
 
BMKG mengimbau nasyarakat dan instansi terkait tetap siaga bencana karena masih dalam periode musim hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
 
"Saat ini kami bisa imbau sampai seminggu ini atau sepekan ke depan. Nanti selanjutnya kami pasti update perkembangan cuacanya," katanya.

Baca juga: BRIN: Puting beliung di Bandung bukan akibat perubahan iklim
Baca juga: BRIN sebut puting beliung di Bandung kejadian langka

Pewarta: M. Imam Pramana
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024