Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria mengatakan pembangunan Pusat Data Nasional (PDN) dan Ibu Kota Nusantara (IKN) merupakan wujud nyata pemanfaatan teknologi untuk mendukung prinsip keberlanjutan lingkungan.

Ia mencontohkan untuk PDN misalnya telah menggunakan teknologi untuk mendukung pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT).

“Pembangunan PDN di Cikarang, Jawa Barat, telah mendapatkan sertifikasi Green Data Center dengan dilengkapi fitur panel surya, pencahayaan LED, dan sistem pendingin evaporative,” kata Nezar di dalam keterangan resminya yang diterima, Sabtu.

Baca juga: Teknologi energi hijau China untungkan negara-negara peserta BRI

Baca juga: Indonesia usung isu energi hijau di Hannover Messe 2023


Komitmen serupa juga ditunjukkan dalam pembangunan IKN yang dirancang sebagai Smart City atau Kota Pintar yang bakal mengandalkan konektivitas internet.

Menurutnya dengan memanfaatkan teknologi Internet of Things yang memungkinkan semua layanan publik terintegrasi, nantinya IKN dapat mengurangi emisi karbon.

"Dengan mengadopsi Internet of Things dalam segala pelayanan publik agar dapat menekan emisi karbon,”ujarnya. Wamenkominfo menjelaskan cita-cita pembangunan berkelanjutan selaras dengan semboyan filosofi dalam beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia.

Salah satunya lewat prinsip kehidupan Suku Dayak yaitu "Adil Ka' Talino, Bacuramin Ka' Saruga, Basengat Ka' Jubata" yang artinya Adil kepada Sesama Manusia, Bercermin ke Surga, Nafas Hidup itu berasal dari Sang Pencipta.
 

“Dengan mengambil inspirasi dari kearifan lokal itu, saya mengajak kita semua untuk terus berkontribusi dalam menjaga lingkungan sebagai ruang hidup tempat kita dan generasi pendatang bertumbuh,” tuturnya.
 

Pemanfaatan teknologi digital dalam mendukung prinsip keberlanjutan menurut Nezar dapat berlaku karena teknologi digital memiliki kelebihan penerapan circular design dan efisiensi energi.

Nezar mengambil contoh lebih luas bahwa praktik dekarbonisasi telah nampak terlihat di sektor strategis seperti logistik, manufaktur, pertanian, energi dan konstruksi lewat digitalisasi. Upaya itu disebutkan berpotensi menurunkan emisi CO2 global sebanyak 20 persen.

Maka dari itu, dalam pembangunan proyek-proyek strategis nasional maka Pemerintah juga ikut menerapkan langkah serupa.

Harapannya dengan perspektif pembangunan digitalization for sustainability maka pemerintah dapat ikut berkontribusi mengatasi masalah perubahan iklim dan mendukung keberlanjutan lingkungan.

Baca juga: Indonesia tekankan pentingnya peningkatan pendanaan energi dan iklim


 

Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024