Palangka Raya (ANTARA News) - Pembakaran lahan dan semak di Kalimantan Tengah dinilai kian merajalela, bahkan untuk pertama kalinya satelit NOAA mendeteksi ribuan titik api (hot spot) di wilayah itu hanya dalam satu hari. "Pembakaran lahan nampaknya kian menjadi-jadi. Pekan lalu, kami mendeteksi titik api hingga ribuan per hari selama dua hari berturut-turut," kata Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalteng, Yohanes Sudarto, di Palangka Raya, Jumat. Berdasarkan data yang diperoleh dari satelit National Oceanic Atmospheric and Administration (NOAA) pada 5 Agustus lalu terjadi 1.084 titik api se-Kalteng, dan berlanjut pada 6 Agustus yang meningkat tajam menjadi 1.649 titik api. Pada 5 Agustus 2006, titik api terbanyak ditemukan di kabupaten Kotawaringin Barat (Kobar) mencapai 942 titik, selanjutnya di Seruyan 108 titik, sisanya tersebar di Barsel, Bartim, Kotawaringin Timur, dan Pulang Pisau. Sehari kemudian, di Kobar terdeteksi 960 titik api, Sukamara 296 titik, Seruyan 181 titik, dan sisanya tersebar di kabupaten lain seperti Lamandau, Barsel, Bartim, Kotim, Katingan, Palangka Raya dan Pulang Pisau. "Baru pertama kali kami mendeteksi titik api jumlahnya hingga ribuan dalam sehari. Biasanya, dalam musim kemarau yang banyak terjadi kebakaran hanya sekitar ratusan. Kami menduga ini disebabkan banyaknya warga yang melakukan pembersihan lahan dengan cara membakar," kata Yohanes. Dari pantauannya, pembakaran lahan meningkat tajam pada Sabtu dan Minggu. Terbukti sebelum dan sesudah hari itu titik api langsung menurun dengan sangat tajam. "Mereka kemungkinan terbiasa membakar lahan pada Sabtu, kemudian ditinggalkan hingga berlanjut hari Minggu. Pada Senin kami hanya mendeteksi 52 titik api se-Kalteng," ucapnya. Pihaknya juga mensinyalir kebakaran lahan tersebut dilakukan oleh perusahaan perkebunan yang tengah melakukan "land clearing". BKSDA yang tidak mempunyai kewenangan penindakan, berjanji segera melaporkan temuannya kepada instansi terkait yang berwenang. Pantauan ANTARA dari udara antara kabupaten Seruyan, Kotim, Katingan hingga Palangka Raya, pembakaran lahan tidak hanya terjadi tengah-tengah lahan dan hutan, tetapi juga berdekatan dengan pemukiman-pemukiman penduduk. Namun di sejumlah daerah tersebut tidak terlihat adanya kabut asap yang mencapai pemukiman penduduk. Di Seruyan misalnya, masyarakat setempat mengatakan asap begitu cepat terbawa angin yang cukup kencang karena berdekatan dengan pesisir pantai. (*)

Copyright © ANTARA 2006