Jakarta (ANTARA) - Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mengajak segenap kepala desa (kades) di tanah air agar memanfaatkan aplikasi Desanesha untuk menemukan solusi dari para pakar dalam mengatasi beragam permasalahan di desa.

"Saya kira dengan adanya program aplikasi Desanesha ini, mari kita manfaatkan dengan sebaik mungkin untuk menyampaikan persoalan-persoalan kita, keluhan-keluhan yang kita rasakan dan saat ini belum teratasi dengan baik," kata Kepala Pusat Penyusunan Keterpaduan Rencana Pembangunan Desa, Desa Tertinggal, dan Transmigrasi La Ode Muhajirin dalam siniar bertajuk "Kepenten Tau Desanesha" sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube Badan Pengembangan dan Informasi Kemendes PDTT di Jakarta, Jumat.

Pemanfaatan aplikasi tersebut pun, kata dia melanjutkan, dapat mengoptimalkan peran Desanesha sebagai jembatan yang ampuh dan strategis untuk memfasilitasi komunikasi masyarakat desa dan pemerintah desa dengan para pakar yang ada di Institut Teknologi Bandung (ITB) dalam menyelesaikan beragam persoalan di desa.

Diketahui Desanesha merupakan aplikasi yang memberikan kesempatan kepada kepala-kepala desa untuk berkomunikasi dengan para pakar dari ITB. Mereka dapat menyampaikan beragam persoalan yang ada di desanya, terutama persoalan terkait dengan indikator tujuan pembangunan berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) Desa ataupun Indeks Desa Membangun (IDM).

Desanesha juga memudahkan kepala desa bersinergi dengan dosen dan pakar ITB dalam menyelesaikan masalah di lapangan dengan bantuan teknologi. Kepala desa dapat menelusuri daftar pakar ITB berikut teknologi dan kepakarannya yang dibutuhkan untuk mengatasi masalah di desa.

Baca juga: Mendes PDTT: Aplikasi Desanesha jembatani kades dengan pakar

Sementara itu, dosen ITB dapat menjelajahi permasalahan dan kebutuhan iptek dan sains di desa melalui sumber data yang di-input oleh kepala desa di berbagai wilayah di Indonesia. Dengan demikian, kepala desa dapat langsung berkonsultasi dan mendiskusikan teknologi yang sesuai untuk diimplementasikan.

Laporan yang dituliskan oleh kepala desa di Desanesha secara algoritmik akan mencari kecocokan dengan kepakaran terdata di ITB. Dengan demikian, komunikasi dan saran dapat diberikan langsung oleh beberapa pakar sekaligus.

Lebih lanjut, La Ode mencontohkan persoalan yang dapat disampaikan kepala desa melalui aplikasi Desanesha adalah persoalan sanitasi dan air bersih. Persoalan itu akan cepat ditanggulangi melalui konsultasi dengan para pakar lewat Desanesha.

Baca juga: Mendes tekankan pentingnya akurasi data dalam pembangunan desa
Baca juga: Mendes: Partisipasi masyarakat kunci keberhasilan pembangunan desa

Pewarta: Tri Meilani Ameliya
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024