Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu mengatakan bulan suci Ramadhan menjadi momentum untuk semakin memperkuat toleransi masyarakat di Kota Atlas yang selama ini sudah terjalin baik.

"Mungkin ada perbedaan dimulainya bulan Ramadhan, tetapi ini semuanya adalah sama nawaitu (niat, red.) beribadah," kata Ita, sapaan akrab Hevearita, di sela kirab budaya Genuk, di Semarang, Jumat.

Menurut dia, masyarakat harus saling menghormati satu sama lain, termasuk mengenai kemungkinan adanya perbedaan penentuan hari pertama puasa Ramadhan, sebab semuanya sama-sama bertujuan untuk ibadah.

Baca juga: PP Muhammadiyah: Ramadhan momen berkontribusi tuntaskan masalah sosial

Justru, kata dia, dengan adanya perbedaan itu semakin memperkuat toleransi yang selama ini sudah baik, dan berharap seluruh masyarakat bisa menjaga kedamaian dan ketenteraman selama Ramadhan.

"Semoga Ramadhan ini bisa diberi kelancaran dan dengan semangat ibadah, insya Allah Ramadhan akan lancar dan kita bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah dengan gembira," katanya.

Ita juga mengapresiasi pelaksanaan kirab budaya yang diinisiasi oleh Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Genuk dalam menyambut bulan Ramadhan dengan meriah dan menghibur.

Baca juga: Kemenag imbau umat saling hormati soal perbedaan awal Ramadhan

Ia berharap kegiatan atau tradisi masyarakat seperti itu bisa terus berlanjut agar budaya dan kearifan lokal warga Kota Semarang, khususnya di Kecamatan Genuk bisa terus terjaga.

Sementara itu, Camat Genuk Suroto memastikan setiap tahun bakal rutin menggelar kegiatan serupa agar apa yang menjadi tujuan dan kebutuhan masyarakat, khususnya terkait kebudayaan bisa terus berlanjut.

Kirab budaya menyambut Ramadhan itu, kata dia, melibatkan kalangan pelajar di Kecamatan Genuk dan organisasi kemasyarakatan yang disambut antusias oleh masyarakat dan dihadiri oleh ribuan warga.

Baca juga: Din Syamsuddin ajak umat Islam wujudkan Ramadhan yang berkualitas

"Dengan dilakukannya kegiatan ini, harapannya masyarakat bisa guyub, rukun dalam menyambut Ramadhan. Kemudian, toleransi antarumat beragama juga terjaga, sehingga masyarakat yang menjalankan puasa di bulan suci ini bisa lebih nyaman dan aman," katanya.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024