Jakarta (ANTARA) - Sebanyak empat dari lima warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), yang hilang tenggelam terseret arus deras banjir luapan Sungai Kahayan dilaporkan meninggal dunia.

“Empat korban meninggal itu terdiri atas tiga dewasa dan satu anak-anak,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam laporannya yang diterima di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, sejauh ini dilaporkan ada empat jasad yang ditemukan. Sementara tim SAR gabungan Palangka Raya masih melakukan pencarian satu korban tenggelam lainnya yang diketahui merupakan anak-anak.

Baca juga: Dua sungai meluap, Palangka Raya tanggap darurat banjir selama sepekan

Meskipun dalam laporannya tidak menyebutkan secara detail terkait identitas, kapan evakuasi dan di mana jasad ditemukan, Abdul menyebutkan informasi yang diterima bahwa korban hilang tenggelam terseret arus deras banjir yang berlangsung sejak tiga pekan lalu akibat luapan Sungai Kahayan.

Menurut dia, hujan intensitas deras dengan durasi cukup lama menyebabkan sungai meluap dan membanjiri Kota Palangka Raya. Bahkan, hingga saat ini luapan air sungai tersebut masih menggenangi sebanyak 16 kelurahan di Palangka Raya yang mayoritas berada di bantaran aliran Sungai Kahayan.

Baca juga: BPBD Palangka Raya: 2.470 KK terdampak banjir

Data terbaru yang dihimpun pada Kamis (14/3) petang dari tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Palangka Raya mencatat total ada sebanyak 23.310 jiwa yang terdampak banjir tersebut, 644 jiwa di antaranya terpaksa mengungsi ke tempat pengungsian di tujuh lokasi berbeda.

“Pengungsi ini ketika malam hari dan saat waktu makan kembali ke tempat pengungsian, namun pada pagi hari mereka kembali ke rumah masing-masing dan mulai bekerja,” ujarnya.

Baca juga: 502 korban banjir Palangka Raya ditampung di enam posko

Abdul menegaskan pemerintah melalui BPBD Palangka Raya juga memastikan pasokan makanan untuk para warga terdampak banjir dan petugas gabungan terpenuhi tiga kali sehari (pagi, siang, dan malam) melalui pendirian tiga dapur umum sampai kondisi benar-benar kondusif dan warga kembali ke rumah sepenuhnya.

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024