Jakarta (ANTARA) - Praktisi kesehatan masyarakat dr Ngabila Salama mengemukakan bahwa jam tidur yang cukup dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

"Tidur dapat meningkatkan imunitas atau kekebalan tubuh untuk mencegah sakit," kata Ngabila di Jakarta pada Jumat terkait peringatan Hari Tidur sedunia setiap 15 Maret.

Menurut Ngabila, tidur cukup 7-9 jam sehari dapat memproduksi protein tinggi yang berperan dalam respons kekebalan tubuh.

"Juga membantu pelepasan dan produksi sitokin untuk membunuh berbagai kuman penyakit atau antigen dengan cepat," kata Ngabila.

Selain itu, tidur cukup juga meningkatkan respons sel memori imunitas atau antibodi baik alamiah atau didapat dari vaksinasi.

"Bahkan bisa meningkatkan sampai dua kali lipat pasca vaksinasi untuk efektivitas melawan kuman dengan baik. Sebaliknya kalau kurang tidur akan menurunkan efektivitas vaksin atau antibodi dalam melawan kuman," kata Ngabila.

Baca juga: Ini dampak bila seseorang tidur kurang dari enam jam setiap hari
Baca juga: Penggunaan medsos malam hari bisa picu tidur terlambat


Ngabila menambahkan, tidur yang nyenyak juga dapat meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dengan produksi sel T dan sel darah putih yang memainkan peran penting dalam respons sistem kekebalan terhadap virus.

"Tidur juga menurunkan produksi hormon stres yang menghambat kemampuan sel T untuk membunuh patogen," kata dia.

Selama bulan Ramadhan, Staf Teknis Komunikasi Transformasi Kesehatan Kementerian Kesehatan itu menganjurkan masyarakat tidur minimal tujuh jam dalam satu hari. Selama Ramadhan, usahakan bisa tidur minimal tujuh jam dalam sehari.

"Bisa jam 21.00-04.00 atau jika terbangun di malam hari upayakan tidur lebih awal jam 20.00-02.00 lalu sempatkan tidur tambahan 1 jam sesudah sahur atau Shalat Subuh," kata Ngabila.
Baca juga: Saran ahli untuk mengatasi kebiasaan terbangun di malam hari
Baca juga: Serba-serbi tidur


Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024