Pada tahun 2023, kami berhasil kembali mencatatkan kinerja yang baik.
Jakarta (ANTARA) - PT OCBC NISP Tbk (OCBC) menyalurkan pembiayaan berkelanjutan (sustainable green financing) sebesar Rp32,3 triliun atau berkontribusi hingga 21 persen terhadap total kredit bank per 31 Desember 2023.

“Pada tahun 2023, kami berhasil kembali mencatatkan kinerja yang baik. Juga tercermin komitmen yang kuat dalam sustainable green financing, melanjutkan berbagai inisiatif untuk memberikan solusi yang inovatif dan relevan pada nasabah,” kata Presiden Direktur OCBC Parwati Surjaudaja dalam Paparan Publik Tahunan, di OCBC Tower, Jakarta, Senin.

Dari jumlah tersebut, sebesar Rp13,1 triliun disalurkan untuk pembiayaan berwawasan lingkungan, seperti proyek-proyek hijau serta pembiayaan properti hijau termasuk pollution prevention, renewable energy, hingga waste management.

Masih terkait dengan komitmen terhadap aspek berkelanjutan, OCBC menyalurkan sebesar Rp3,25 triliun melalui program #TAYTB Women Warriors. Pembiayaan itu meningkat sebesar 7 persen secara tahunan (YoY) dengan jumlah wirausaha perempuan sebanyak 1.327 pengusaha, meningkat sebesar 6 persen YoY.

Menurut perseroan, penerapan aspek environmental, social, and governance (ESG) tidak terbatas pada pembiayaan hijau saja. Belum lama ini, OCBC Space yang merupakan green and smart building di BSD, Tangerang, memperoleh sertifikasi Level 2 "Advanced" dari International Finance Corporation (IFC) dan Green Building Council (GBC) Indonesia.

“Dengan penerimaan sertifikat tersebut, kami telah menghemat emisi, karbon, energi, air, dan menggunakan listrik energi yang terkandung dalam material bangunan,” kata Parwati.

Perseroan telah menghemat emisi karbon dari aktivitas operasional sebanyak 1.600 karbon atau setara dengan menanam 24.000 pohon dalam setahun. Penghematan termasuk pada energi sebesar 42 persen, penghematan air sebesar 82 persen, dan menggunakan 22 persen lebih sedikit energi yang terkandung dalam material bangunan.

Pada April 2023, OCBC menjadi bank pertama di Indonesia yang menggunakan energi hijau PLN dan menerima sertifikat energi hijau atau renewable energy certificate (REC). Melalui REC, PLN akan memastikan bahwa tenaga listrik yang dibeli oleh bank merupakan produksi dari pembangkit listrik berbahan bakar energi terbarukan dan akan digunakan di cabang-cabang OCBC yang tersebar di seluruh Indonesia.

Sebagai bagian dari komitmen terhadap pelestarian lingkungan, pada tahun lalu OCBC juga telah menjalin kerja sama dengan komunitas lingkungan Mangrove Jakarta Community dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dengan melakukan penanaman 5.000 pohon mangrove di dua lokasi Ekowisata Mangrove PIK dan Pulau Tidung Kecil.

OCBC telah membukukan laba bersih sebesar Rp4,1 triliun untuk tahun buku 2023. Angka tersebut naik 20 persen secara tahunan dari yang sebelumnya sebesar Rp3,3 triliun di tahun 2022.

Kinerja keuangan yang solid itu didorong oleh pertumbuhan kredit 12 persen YoY menjadi sebesar Rp154,1 triliun. Menurut perseroan, kualitas kredit terjaga dengan baik di mana rasio NPL bruto turun menjadi 1,6 persen.

Sebagai hasilnya, rasio imbal hasil ekuitas (ROE) meningkat menjadi 12 persen pada akhir tahun 2023 dengan total aset bank sebesar Rp250 triliun. Menurut perseroan, likuiditas OCBC Indonesia juga berada di posisi yang sehat dengan liquidity coverage ratio (LCR) sebesar 206,2 persen, di atas ketentuan regulator.

Sementara total simpanan nasabah atau dana pihak ketiga (DPK) meningkat 3 persen menjadi Rp181,8 triliun. Pertumbuhan DPK ini didukung oleh CASA atau giro dan tabungan, sehingga rasio CASA terhadap total DPK meningkat menjadi 55,8 persen.
Baca juga: OCBC targetkan akuisisi Bank Commonwealth selesai di kuartal II 2024
Baca juga: OCBC bidik pertumbuhan laba tetap dua digit di tahun 2024


Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024