Jakarta (ANTARA) - Dua tahun terakhir Jessica Pegula memenangi pertandingan pembukanya di Miami Open untuk melaju ke semifinal, dan meski ia kalah di turnamen Masters 1000 itu dari Iga Swiatek dan Elena Rybakina, unggulan ketiga itu bangkit dengan semangat pada tahun ketiga, Sabtu waktu setempat atau Minggu WIB.

Pegula melaju ke babak ketiga ketika Zhu Lin mundur karena sakit saat tertinggal 4-6, 1-4.

Keduanya pernah berlatih bersama, namun belum pernah menjadi lawan dalam pertandingan.

"Saya tidak akan mengatakan kami, saat ini, hari ini, memainkan tenis terbaik dalam karier kami, namun kami mampu melakukannya,” kata Pegula, seperti disiarkan WTA, Minggu.

"Kami berdua punya banyak pengalaman dalam situasi (pertandingan besar) itu. Kami tahu bagaimana bekerja melalui pertandingan, kami berdua tahu bagaimana bersaing melalui situasi tersebut."

Pegula dijadwalkan memainkan pertandingan tersebut pada hari sebelumnya, namun tertunda karena hujan.

Baca juga: Sabalenka kendalikan emosi saat kalahkan Badosa di Miami Open

Petenis AS itu tampil lamban, kehilangan tiga poin pertama pada servisnya, tetapi bangkit untuk lolos pada gim pertama.

Zhu, petenis berusia 30 tahun dari China yang menduduki peringkat No.63, menahan dan mematahkan servis Pegula pada gim servis berikutnya untuk memimpin 3-1.

Pegula menyamakan kedudukan menjadi 3-3 dan mencetak break yang menentukan untuk merebut set tersebut 6-4.

Ini menjadi waktu transisi bagi Pegula, yang berpisah dengan David Witt, pelatihnya selama lebih dari empat tahun, selama offseason. Saat ini dia bekerja dengan Mark Knowles dan Mark Merklein, untuk mengatasi beberapa masalah.

"Saya merasa sedikit auto-pilot selama setahun terakhir ini, di mana saya hanya banyak bermain," kata Pegula dalam konferensi pers Miami Open beberapa hari lalu.

"Saya merasa menjadi bagian dari sebuah proses. Saya ingin kembali merasakan perasaan mencintai proses yang saya lakukan."

"Jelas, saya sangat mengapresiasi semua yang dicapai David dan saya, dan itu luar biasa. Saya tidak akan mengubahnya untuk apa pun. Saya bersemangat dengan tantangan untuk melakukan sesuatu yang berbeda," ujar petenis berusia 30 tahun itu.

Baca juga: Ryabakina, Sakkari, dan Ostapenko melaju ke babak ketiga Miami Open

Pegula fokus pada servis, dan pukulan voli, mencoba menggunakan pukulannya lebih sering.

"Ini hanya menyempurnakan hal-hal tertentu, hal-hal yang saya rasa dapat saya lakukan sedikit lebih baik," kata Pegula.

"Atau hal-hal yang saya lakukan dengan baik dan hanya berusaha merasa lebih nyaman menggunakannya dalam pertandingan."

Dia menghabiskan seminggu pada Februari bersama Knowles di Dallas.

"Hanya mengenal satu sama lain di lapangan, itu adalah bagian terbesarnya," ujar Pegula.

"Apa yang saya suka, dan apa yang tidak saya sukai. Isyarat mana yang berhasil, mana yang tidak. Yang saya tanggapi dengan baik. Memang ada sedikit pembelajaran, tapi ini adalah bagian dari proses."

Baik Knowles maupun Merklein -- keduanya mantan pemain ATP Tour yang lahir di Bahama -- tidak pernah bekerja di bidang tenis putri.

"Saya sebenarnya tidak ingin seseorang yang saya rasa didaur ulang melalui banyak pemain. Ada banyak dari mereka, dan mereka mungkin pelatih yang hebat, tapi saya ingin seseorang yang sedikit berbeda. Ini bukan ilmu roket dan mereka berkata 'Oke, saya melihat perbedaannya'," ujar Pegula.

"Ini sedikit berbeda, namun pada saat yang sama kami semua adalah atlet yang mencoba belajar bagaimana untuk menang. Saya mengapresiasi mentalitas dan pengalaman yang mereka miliki, serta kepercayaan diri mereka.”

Baca juga: Tiga petenis top AS tersingkir di pertandingan pembuka Miami Open

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2024