Kami mengutuk jaringan spionase global yang dikembangkan pemerintah Amerika Serikat, termasuk penyadapan yang dilakukan terhadap Presiden Brasil Dilma Rousseff
Karakas (ANTARA News) - Para Menteri Luar Negeri dari negara Amerika Latin yang tergabung dalam Mercosur pada Rabu berang terhadap Amerika Serikat atas dugaan spionase internasional yang juga menargetkan Presiden Brasil, kata pejabat.

"Kami mengutuk jaringan spionase global yang dikembangkan pemerintah Amerika Serikat, termasuk penyadapan terhadap Presiden Brasil Dilma Rousseff," kata Menteri Luar Negeri Venezuela, Elias Jaua, kepada Telesur setelah bertemu dengan sejumlah diplomat tinggi dari negara anggota Mercosur.

"Kami sepakat untuk mengutuk langkah spionase AS itu dan kami telah membicarakan sejumlah langkah yang akan dilakukan pemerintah dan masyakat secara keseluruhan," kata Jaua.

Kepala Intelijen AS masih bersikap defensif atas tuduhan yang membuat sejumlah negara sekutu AS juga berang atas tindakan penyadapan telepon dan pemantauan lalu lintas internet oleh Dinas Keamanan Nasional (NSA) AS itu.

Intelijen AS mengatakan laporan tersebut merupakan penafsiran yang salah terhadap slide presentasi NSA yang dibocorkan oleh mantan kontraktor intelijen AS Edward Snowden yang kini berada di Rusia.

Presiden Brasil dan Kanselir Jerman Angela Merkel merupakan dua di antara sejumlah kepala negara yang secara personal ditargetkan dalam aksi spionase tersebut.

Mercosur (Pasar Bersama Negara Negara Amerika Selatan) merupakan kesepakatan ekonomi dan politik di antara negara Amerika Latin yang meliputi Brasil, Argentina, Uruguay, Paraguay dan Venezuela.

Berita tentang aksi spionase AS merebak ketika Menlu AS John Kerry melakukan kunjungan ke Roma dan mendapat pertanyaan tentang aktivitas intelijen mereka terhadap negara-negara sekutu AS di Eropa.

Perkembangan berikutnya adalah ketika Kantor Kanselir Jerman mendapat informasi tentang dugaan bahwa telepon seluler milik Angela Merkel kemungkinan telah disadap oleh NSA, yang mengakibatkan ketegangan hubungan antara AS dan Jerman.

Harian Prancis Le Monde sebelumnya melaporkan bahwa Dinas Keamanan Nasional AS (NSA) melakukan pengumpulan puluhan ribu data panggilan telepon di Prancis.

Empat bulan lalu saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Berlin, Obama masih membela taktik anti-terorisme yang dilakukan AS.

Ketika itu, dalam sebuah jumpa pers bersama Merkel, Obama menjelaskan bahwa Washington tidak akan memata-matai warganya.
(P012)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2013