Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Jakarta Utara terus menggiatkan penemuan kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) sebagai upaya mencegah penyebaran penyakit tersebut di daerah setempat.

“Sepanjang Januari hingga Maret 2024 ada 111 kasus HIV positif yang ditangani,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara dr Lysbeth Regina Pandjaitan di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, penemuan kasus ini dapat dilakukan dengan melibatkan lembaga swadaya masyarakat dan komunitas di masyarakat untuk meningkatkan kegiatan penemuan kasus di populasi kunci HIV.

Selain itu, pihaknya juga mengintensifkan konseling dan melakukan tes kepada pasangan yang akan menikah dan melakukan pemeriksaan HIV kepada pasien tuberkulosis, ibu hamil dan calon penganten.

Kemudian, meningkatkan edukasi terkait HIV AIDS kepada anak usia sekolah melalui program Aku Bangga Aku Tahu (ABAT).

Baca juga: Pengidap HIV/AIDS di Jakpus hingga Juni sebanyak 684 orang

Selanjutnya, intervensi yang dilakukan untuk mengurangi penularan adalah menjaga akses obat pencegahan berisiko, memberi obat antiretroviral (ARV) dan orang dalam HIV (ODHIV) melalui tes dan permulaan dapat terdiagnosis.

“Kemudian memberikan konseling kepatuhan pengobatan,” kata dia.

Pihaknya juga terus melakukan monitor keberhasilan pengobatan dan penelusuran ODHIV yang putus pengobatan.

Kemudian melakukan pencegahan stigma dan diskriminasi pada ODHIV yang dilakukan masyarakat serta meningkatkan akses pelayanan kesehatan.

Sementara itu untuk penanganan ibu hamil dan bayi akan dilakukan tes HIV pada kunjungan pertama dan jika positif HIV.

Baca juga: Pemkot Jakbar selipkan sosialisasi HIV di setiap musrenbang

Maka diberi obat antiretroviral (ARV) dan test viral load (VL) yang merupakan salah satu pemeriksaan penting untuk mengetahui jumlah virus HIV pada darah seseorang sebelum melahirkan.

Ia mengatakan jika hasil pemeriksaan VL tidak terdeteksi dapat melahirkan normal,jika terdeteksi dirujuk untuk pembedahan (sectio caesarea/SC).

Kemudian bayi yang lahir diberi profilaksis ARV selama enam minggu dan dilanjutkan dengan profilaksis kotrimoksazol dan pilihan utama asupan bayi adalah pengganti air susu ibu (ASI).

Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024