Jayapura (ANTARA) - Kodam XVII/Cenderawasih telah menurunkan suatu tim untuk menyelidiki kasus kekerasan yang terjadi di Kabupaten Puncak, Papua Tengah.

Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Chandra Kurniawan dalam keterangannya di Jayapura, Sabtu, mengungkapkan tim yang dipimpin Dandim 1717/Puncak Letkol Jonathan Nidio Aprimanda itu untuk menindaklanjuti hasil identifikasi video yang viral dan sebagai bentuk komitmen penegakan hukum terhadap aksi kekerasan yang diduga dilakukan oknum prajurit TNI.

Tim investigasi Kodam XVII/Cenderawasih melakukan serangkaian kegiatan di Ilaga Distrik Ilaga dan Gome Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Jumat (29/3) pukul 08.00 WIT.

Sebelumnya tim investigasi bekerja dan memperoleh banyak kemajuan, diantara telah mendapatkan data dan fakta-fakta serta keterangan baik dan setelah melakukan olah TKP di Pos Gome, yang diduga menjadi tempat aksi kekerasan.

"Data dan barang bukti serta keterangan dari saksi-saksi telah dikumpulkan oleh tim investigasi, termasuk keterangan dan data dari RSUD Ilaga," kata
Letkol Chandra.

Kapendam mengaku, tim akan terus bekerja dalam rangka penegakan hukum terhadap aksi kekerasan yang diduga dilakukan prajurit TNI, berkoordinasi dengan Polres Puncak dan aparat Distrik Gome untuk menghadirkan saksi korban.

Tim bersama perwakilan Pemda Puncak juga melakukan pertemuan dengan perwakilan keluarga saksi korban yang berlangsung dengan baik dan harmonis.

"Mohon doanya agar tim dapat melaksanakan investigasi dengan cepat, lancar dan aman, sehingga kejadian ini terungkap demi keperluan proses penegakan hukum," kata Kapendam.
 
Korban kekerasan yang viral di media sosial dan diduga dilakukan oknum anggota Yonif 300/Bjw dilaporkan bernama Warinus Murib yang merupakan anggota KKB di wilayah Puncak dan terlibat sejumlah aksi kekerasan bersenjata.

Warinus Murib diserahkan ke Polres Puncak bersama dua rekannya oleh anggota Yonif 300/Bjw, namun karena kondisinya maka yang bersangkutan langsung dibawa ke RSUD Ilaga dan meninggal di bulan Pebruari lalu.

Pewarta: Evarukdijati
Editor: Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024