Jakarta (ANTARA) -
Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dr Hasto Wardoyo menyebutkan bahwa ketentuan menyusui bagi ibu kepada bayinya selama 24 bulan sudah tertuang dalam kitab suci Al Quran.
 
"Banyak sekali petunjuk yang ada, Allah SWT dalam surah Al Baqarah ayat 233, ibu-ibu itu diminta menyusui 24 bulan kalau mau menyempurnakan dan stunting itu salah satu cara mencegahnya dengan diberikan ASI selama 24 bulan," ujar dia di Jakarta, Selasa.
 
Surah Al Baqarah ayat 233 tersebut berbunyi, "Ibu-ibu hendaklah menyusui anak-anaknya selama dua tahun penuh, bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Kewajiban ayah menanggung makan dan pakaian mereka dengan cara yang patut".
 
Ia mengatakan Allah SWT juga menutup ubun-ubun bayi pada usia 24 bulan.
 
"Sejak 24 bulan, otak sudah tidak bertambah lagi. Allah SWT terus memberikan petunjuk, kalau mau menyempurnakan susuilah selama 24 bulan, sehingga stunting itu efektif dicegah di 1.000 hari pertama, karena setelah 1.000 hari, otaknya ditutup," katanya.

Baca juga: Ibu sehat dan bahagia menyusui, anak terpenuhi nilai gizi
 
Ia mengemukakan pentingnya mengatur jarak kelahiran untuk mencegah stunting, yakni tiga tahun setelah kelahiran anak pertama.
 
"Kita diminta supaya jarak melahirkan agar stunting tidak banyak itu tiga tahun, kalau menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, jaraknya 36 bulan," ucapnya.

Ia mengingatkan keluarga untuk menghindari terlalu banyak anak, dua anak sudah sehat, juga menghindari pernikahan terlalu muda dan terlalu tua.

"Kalau bisa tidak lebih dari 32 tahun lah. Rata-rata sekarang menikah 22-32 tahun, dan ideal hamil itu usia 20-35 tahun," katanya.
 
Acara silaturahim BKKBN bersama tim pendamping keluarga (TPK), keluarga berisiko stunting, dan masyarakat diselenggarakan di kantor BKKBN di Jakarta, Selasa.
 
Pada kesempatan tersebut, Hasto juga mengapresiasi peran TPK yang selama ini telah bekerja keras membantu pendampingan keluarga berisiko stunting.

Baca juga: Anggota DPR ajak cegah stunting dengan memberi bayi ASI eksklusif
Baca juga: Dokter sebut ibu dengan TB tetap bisa menyusui selama taat prokes
Baca juga: KOPMAS ungkap masih banyak ibu keliru beri susu pengganti ASI

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024