Palu (ANTARA) -
PT Pertamina Patra Niaga meningkatkan pengawasan distribusi BBM di Sulawesi Tengah (Sulteng) untuk menjamin kelancaran pasokan komoditas strategis itu pada saat arus mudik jelang Idul Fitri 1445 Hijriah.
 
"Pengawasan distribusi BBM jelang Lebaran lebih ditingkatkan, untuk jaga kehandalan pasokan, sekaligus mencegah tindakan penyalahgunaan kewenangan/kecurangan di SPBU," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi Fahrougi Andriani Sumampouw dalam keterangan tertulis di Palu, Kamis.

Ia menjelaskan salah satu upaya pengawasan oleh pihaknya yakni dengan melakukan uji tera pada enam SPBU di Kabupaten Banggai pada Rabu (3/4).
 
Termasuk, lanjutnya, pengecekan sarana dan fasilitas serta pengecekan dokumen pendukung yang wajib dimiliki oleh SPBU untuk menjaga kualitas dan kuantitas BBM sebelum dijual kepada konsumen.

Baca juga: Pertamina siapkan 56 tempat jual modern elpiji non subsidi di Sulteng

"Sasaran uji tera kami lakukan yakni SPBU Biak, SPBU Bungin, SPBU Simpong, SPBU MT Haryono, SPBU Jole dan SPBU Kilo 5. Hasil dari uji tera yang dilaksanakan bahwa seluruh SPBU di Kota Luwuk, Kabupaten Banggai menjual BBM sesuai spesifikasi dengan takaran yang tepat," ujarnya.
 
Ia mengemukakan uji tera wajib dilakukan SPBU minimal setahun sekali oleh Dinas Metrologi dan selama periode tersebut Pertamina juga rutin melakukan pengecekan supaya takaran produk dijual akurat.

Menurut data Pertamina selama masa satuan tugas (satgas) Ramadhan dan  Idul Fitri di Sulawesi, konsumsi BBM jenis gasoline (pertalite dan pertamax) saat ini naik sekitar tiga persen bila dibandingkan rata-rata konsumsi harian normal Januari 2024 dari 7.380 kiloliter (KL) menjadi 7.609 KL.

Sedangkan BBM jenis gasoil (bio solar dan desxlite) juga diperkirakan naik sekitar dua persen, dibanding harian normal dari 3.238 KL menjadi 3.303 KL.

Baca juga: Wali Kota Palu terbitkan SE pengendalian distribusi solar di SPBU

Selain itu, pihaknya juga menjamin kehandalan stok elpiji bersubsidi tiga kilogram dan non subsidi dengan perkiraan peningkatan konsumsi sekitar 3,2 persen dari 1.923 metrik ton menjadi 1.985 metrik ton.

Sedangkan bahan bakar pesawat (avtur) diproyeksikan mengalami kenaikan realisasi sekitar 5,59 persen dibandingkan konsumsi rata-rata normal pada Maret 2024 dari 766,34 KL menjadi 809,20 KL.
 

Pewarta: Mohamad Ridwan
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024