Teheran (ANTARA News) - Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei Senin mengatakan Iran akan tetap melanjutkan usahanya bagi tenaga nuklir, yang mengisyaratkan negara itu tidak akan mengindahkan tuntutan PBB untuk menghentikan pengayaan uraniumnya atau menghadapi kemungkinan sanksi-sanksi. Khamenei, yang memiliki kata akhir, tidak menyebut secara tegas pengayaan uranium itu, tetapi para pejabat senior berulang kali menyatakan dalam hari-hari belakangan ini bahwa kegiatan pengayaan uranium itu tidak akan dihentikan. Deputi Kepala Organisasi Tenaga Atom Iran mengungkapkan hal yang sama, Senin. "Dengan mempertimbangkan kemajuan teknis pada pakar=pakar Iran, penghentian pengayaan uranium tidak mungkin lagi," kata Mohammad Saeedi yang dikutip Kantor berita Iran Fars. Saeedi mengatakan Iran secara resmi, Selasa, akan menjawab paket yang ditawarkan oleh enam negara, dengan imbalan penghentian pengayaan uranium, yang tujuannya untuk menghilangkan kekhawatiran Barat bahwa Iran ingin membuat bom atom. Khamenei mengatakan Iran akan tetap melanjutkan rencana nuklirnya. Republik Islam Iran telah membuat keputusannya dan, dalam masalah tenaga nuklir, akan tetap dilanjutkan... dan pihakya akan menerima hasil-hasil yang baik dari usaha-usahanya," kata televisi pemerintah mengutip pernyatannya yang disiarkan Reuters. AS,Rusia, Cina, Inggris, Perancis dan Jerman mengajukan paket itu Juni, yang menawarkan insentif-insentif ekonomi dan lain-lainnya jika Iran terlebih dulu menghentikan aktivitas pengayaan uraniumnya, satu proses yang digunakan untuk keperluan militer dan sipil. Dewan Keamanan PBB meminta Iran menghentikan pengayaan uranium itu 31 Agustus atau menghadapi kemungkinan sanksi-sanksi. Iran menyatakan pihaknya tidak akan memberikan satu jawaban "ya" atau "tidak" paket itu, tetapi mengatakan jawabannya adalah "multi dimensi". Para pejabat Iran mengatakan mereka ingin melakukan perundingan lagi, tetapi para diplomat Barat mengatakan Iran harus terlebih dulu menghentikan pengayaan uranium.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006