Jakarta (ANTARA) -
Memiliki perasaan amarah biasanya diungkapkan dengan teriakan atau memarahi seseorang.
 
Namun sebuah penelitian di Jepang mengungkapkan bahwa menulis perasaan negatif ketika sedang jengkel atau marah dalam catatan dan langsung membuangnya, dapat memiliki efek meredakan dengan cepat.
 
Penelitian tersebut melibatkan 50 peserta, dengan sengaja membuat jengkel para relawan dengan meminta mereka menuliskan perasaan negatif mengenai isu-isu sosial. Setelah itu, mereka disuruh membuang apa yang telah mereka tulis ke tempat sampah.

Baca juga: Menulis dapat tingkatkan koneksi kognitif
 
Hal itu tampaknya membuat efek menenangkan dengan cepat seiring dengan tingkat kemarahan mereka, dalam skala satu hingga enam, dengan cepat turun ke perasaan netral.
 
"Kami berharap metode kami akan menekan kemarahan. Namun, kami kagum bahwa kemarahan hampir bisa dihilangkan seluruhnya," kata penulis utama studi di Universitas Nagoya, Nobuyuki Kawai, ditulis laman Channel News Asia, Jumat.
 
Sebaliknya, jika mereka menyimpan catatan yang berisi kalimat negatif, mereka akan terus merasa marah.

Baca juga: Studi: menulis dengan tangan dapat tingkatkan konektivitas otak
 
Kawai yakin bahwa metode ini dapat membantu orang-orang yang berada dalam situasi stres di tempat kerja. Ini terinspirasi oleh tradisi Jepang yang dikenal sebagai hakidashisara, di mana orang-orang memecahkan cakram kecil yang mewakili hal-hal yang membuat mereka marah. Hakidashisara juga terdapat di festival tahunan berdasarkan tradisi tersebut.
 
"Teknik ini bisa diterapkan pada saat itu juga dengan menuliskan sumber kemarahan, seolah-olah mengambil memo, lalu membuangnya," katanya.

Penerjemah: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024