Denpasar (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Bali hendak melakukan penelitian soal besaran belanja atau pengeluaran wisatawan nusantara (wisnus) saat berwisata di pulau Dewata, mulai tahun depan setelah melihat lonjakan kunjungan saat libur Lebaran ini.

“Sebelum COVID-19 ada itu penelitian (besaran pengeluaran wisdom) tapi setelah itu belum dilanjut mudah-mudahan tahun depan saya mulai,” kata Kepala Dispar Bali Tjok Bagus Pemayun di Denpasar, Jumat.

“Itu harus ada hitung-hitungannya, bisa bekerja sama dengan Kampus Udayana, ya tahun depan pasti saya hitung,” sambungnya.

Mendengar banyaknya komentar soal wisatawan domestik yang tidak berbelanja sebanyak wisatawan internasional, Tjok Pemayun menyebut hal itu tak sepenuhnya benar, sehingga penting bagi Pemprov Bali menyajikan data riil.

Baca juga: Dispar Bali rancang sidak pungutan wisman di DTW dua lokasi sebulan

Sejauh ini dari pengamatan wisnus  memang tidak berbelanja barang atau jasa sebesar wisatawan internasional, karena minat mereka condong terhadap berbelanja kuliner.

“Kalau wisnus lebih banyak mencari kuliner, jadi keliling kemana-mana, tapi ada yang berbelanja juga untuk oleh-oleh,” ujarnya.

Seperti contohnya kuliner khas Bali dari olahan babi, nasi campur, dan ayam betutu yang dimasak dengan bumbu basa genep khas Pulau Dewata yang Lebaran 2024 ini penuh antrean dan viral di media sosial.

Selain belanja kuliner, menurut Dispar Bali pengeluaran wisatawan domestik harus dilihat sejak awal dia tiba seperti biaya yang mereka keluarkan untuk menyewa kamar, kemudian terhadap mereka yang membawa kendaraan pribadi dapat dilihat dari besaran bahan bakar yang dibeli.

Baca juga: Wisman yang terlewat langsung bayar pungutan saat disidak di Uluwatu

Dari catatan Dispar Bali yang dihimpun oleh Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA) sejak awal April sampai Mei rata-rata keterisian hotel dari bintang tiga sampai lima mencapai 90 persen.

Namun yang menjadi pekerjaan rumah (PR) saat ini adalah sebaran keterisian hotel, dimana wisatawan domestik lebih banyak memadati Kabupaten Badung dan Gianyar, sementara yang masih tertinggal Kabupaten Buleleng dan Karangasem.

Pewarta: Ni Putu Putri Muliantari
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2024