Nanning (ANTARA) - Di bengkel kerja milik Guangxi Jingui Pulp & Paper Co., Ltd. yang terletak di Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi di China selatan, lini produksi bubur kayu kimia-mekanis dan kardus putih berkualitas tinggi tampak sibuk beroperasi. Gulungan besar kardus dipotong-potong menjadi tipis dan kemudian dikirim. Produk tersebut siap diekspor ke sejumlah negara seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, serta Uni Emirat Arab dan digunakan untuk mengemas obat-obatan, kosmetik, serta barang kelontong lainnya.

Perusahaan di Guangxi tersebut adalah anak perusahaan Sinar Mas Group Indonesia dan merupakan salah satu proyek kerja sama terpenting dengan investasi dari negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Guangxi.

Mulai berlaku di Indonesia sejak Januari 2023, Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) semakin mendorong China dan Indonesia untuk mempererat hubungan investasi dan perdagangan, rantai pasokan, dan industri, dan nilai kedua belah pihak lebih disinergikan sehingga sistem rantai yang tangguh pun terbentuk.

"Berkat aturan surat keterangan asal (SKA) atau certificate of origin akumulatif dalam RCEP, kami mengimpor bahan-bahan seperti bubur kayu dan kanji dari Indonesia, Thailand, dan Vietnam. Hal ini mendorong kami untuk mengoptimalkan rantai pasokan, menurunkan biaya pengadaan, dan menjadikan produk kami lebih kompetitif. Sementara itu, pelanggan kami lebih menikmati preferensi tarif bea cukai sehingga hubungan antara pasokan dan permintaan semakin kuat," kata Zhou Ju, manajer urusan bea cukai dari Jingui.

Dirinya menambahkan bahwa volume produksi dan ekspor produk kardus putih perusahaan tersebut pada tiga bulan pertama 2024 mencatatkan pertumbuhan yang kuat, masing-masing mencapai 689.000 ton dan 193.400 ton.

Terdapat juga sejumlah besar perusahaan China yang bisnisnya aktif beroperasi di Indonesia, salah satunya adalah Runjian Co., Ltd. yang bekerja sama dengan beberapa perusahaan Indonesia dalam pembangunan informatisasi dan digitalisasi kawasan-kawasan industri. Proyek Runjian di Kalimantan dan Sumatra di bidang komunikasi dan digitalisasi perkebunan kelapa sawit dengan investasi mencapai 5 juta dolar AS sudah mulai berjalan.

Menurut Zhao Hua, wakil direktur sekaligus manajer umum bisnis internasional di Runjian, perusahaannya berhasil mendirikan pusat data utama di beberapa kawasan industri di negara-negara ASEAN serta melakukan peningkatan dan pengoptimalan untuk pusat-pusatnya.

Di Kawasan Industri Terpadu Indonesia China yang terletak di Cikarang, sejumlah perusahaan besar seperti China XD GROUP Co., Ltd., Mengniu Dairy Industry Limited, Schlumberger Limited, dan Fonterra Co-operative Group Limited telah berdiri dengan total nilai investasi melebihi 200 juta dolar AS sejak pembangunan kawasan industri itu rampung pada 2008 sebagai buah dari pembangunan Guangxi State Farm asal China, melalui kerja sama dengan pihak-pihak lokal.

Contoh lainnya adalah kendaraan energi baru (new energy vehicle/NEV) dari merek-merek China yang meramaikan berbagai jalanan kota di Indonesia, seperti PT SGMW Motor Indonesia, yang sudah mendirikan kawasan industri lengkap dengan fungsi perakitan mobil jadi dan meliputi pasokan suku cadang di Jakarta. Data dari SGMW menunjukkan volume penjualan merk NEV-nya di Indonesia mencapai 3.152 unit pada kuartal pertama tahun ini dan meningkat 146 persen secara tahunan (year on year/yoy).
 
Mobil listrik segmen medium hatchback Wuling diperkenalkan kali pertama dalam ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024 di Jakarta pada Kamis (15/2/2024). (Xinhua)   


Secara geografis, Guangxi terletak berdekatan dengan Indonesia dan kaya akan sumber daya industri. Sektor perindustrian Guangxi dan Indonesia pun saling melengkapi. Menurut data dari Departemen Perdagangan Guangxi, dalam dua bulan pertama 2024 saja, nilai impor-ekspor Guangxi dengan Indonesia telah mencapai 2,264 miliar yuan dengan kenaikan 33,66 persen dalam basis tahunan

Pada Maret lalu, Guangxi LiuGong Machinery Co., Ltd. meluncurkan truk besar berbadan lebar bertenaga listrik, DW105A-E, bagi pelanggan Indonesia untuk pertama kalinya. Produk berdaya kuat dan andal itu dapat digunakan dalam industri pembangunan dan pertambangan serta membantu industri-industri terkait di Indonesia dalam mewujudkan pengurangan emisi dan pembangunan berkelanjutan.

"Kami memanfaatkan keunggulan lokasi Guangxi yang berdekatan dengan ASEAN sebagai jendela bagi kerja sama China-ASEAN sekaligus untuk mempercepat perluasan bisnis di luar negeri," kata Li Dongchun, manajer umum bisnis internasional di PT LiuGong Machinery Indonesia, seraya menambahkan bahwa Indonesia adalah salah satu pasar luar negeri terpenting bagi perusahaannya. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024