Memang bagi PDI-P lembaga survei bukan salah satu alat pengambil keputusan partai, tetapi sebagai bahan pertimbangan yang lebih akurat,"
Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Tjahjo Kumolo mengatakan hasil penelitian lembaga survei bukan salah satu dasar dalam mengambil keputusan partai, melainkan hanya sebatas bahan pertimbangan.

"Memang bagi PDI-P lembaga survei bukan salah satu alat pengambil keputusan partai, tetapi sebagai bahan pertimbangan yang lebih akurat," katanya setelah mengikuti Forum Pemimpin Bisnis Kompas100 di Jakarta, Rabu.

Oleh karena itu, Tjahjo menegaskan partainya tidak terburu-buru untuk mengambil keputusan terkait siapa calon yang akan diusung sebagai calon presiden meskipun sejumlah hasil penelitian lembaga survei menempatkan Gubernur DKI Joko Widodo, yang juga merupakan kader PDI-P, di posisi teratas sebagai kandidat calon presiden.

"Yang jelas kami juga ada survei sendiri, semuanya menjadi bahan telaah partai, termasuk survei dari luar dan opini dari media," ujarnya.

Di sisi lain, penentuan siapa yang akan diusung juga merupakan langkah politis yang harus diambil secara hati-hati, kata Tjahjo.

"Namanya politik ya hati-hati, kalau sekarang bisa jadi sasaran tembak. Pertimbangan politisnya bahwa keputusan partai ingin mandiri sembari mencermati gelagat dan perkembangan yang ada," katanya.

Lebih lanjut, Tjahjo juga menyebutkan bahwa saat ini dua nama dari partainya masuk lima besar kandidat calon presiden berdasar sejumlah hasil survei.

Selain Gubernur DKI yang akrab disapa Jokowi itu, muncul juga nama Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.

"Itu dari berbagi lembaga survei kalau dikerucutkan muncul dua nama itu di dalam lima besar. Akan tetapi kami lebih baik menunggu dahulu dan tidak mau tergesa-gesa," katanya.

Jokowi memang menjadi salah satu penghuni tetap papan atas kandidat calon presiden yang memiliki elektabilitas tinggi sejumlah lembaga survei.

Misalnya salah satu hasil survei yang dirilis Political Weather Station (PWS) pada 27 Oktober 2013 menempatkan Jokowi di posisi tertinggi untuk kategori bakal capres muda dan alternatif dengan 70,1 persen, kemudian peringkat kedua diraih politikus Partai Golkar Priyo Budi Santoso dengan persentase 39,3 persen, dan selanjutnya politikus Partai Demokrat Marzuki Alie (33,7 persen), Pramono Edhi (28,3 persen), dan beberapa nama lainnya.

Sementara itu Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto di urutan tertinggi sebagai calon presiden dengan 16,7 persen disusul Megawati Soekarnoputri (12,5 persen), dan Aburizal Bakrie (10,9 persen) untuk kategori "Bakal Calon Presiden yang resmi diusung dan sudah dimunculkan oleh partai". (*)

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013