Jamsostek dengan Askes punya komitmen sama, yakni memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dengan pengalihan layanan tersebut,"
Surabaya (ANTARA News) - Sekitar 3,5 juta peserta aktif program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan PT Jamsostek (Persero) tetap mendapatkan pelayanan maksimal ketika beralih menjadi peserta Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan pada 1 Januari 2014.

Direktur Kepesertaan Jamsostek Junaedi kepada wartawan di Surabaya, Rabu, mengemukakan pihaknya telah melakukan pembicaraan intensif dengan PT Askes yang akan bertransformasi menjadi BPJS Kesehatan terkait pengalihan kepesertaan dan pemberian layanan kesehatan.

"Jamsostek dengan Askes punya komitmen sama, yakni memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik sehingga masyarakat tidak merasa dirugikan dengan pengalihan layanan tersebut," katanya usai acara "Jamsostek Goes to Campus" di Universitas Airlangga.

Bahkan, tambah Junaedi, dari diskusi intensif yang dilakukan kedua belah pihak, pihak Askes berkomitmen untuk tetap memberikan kesempatan kepada "provider" yang selama ini sudah bekerja sama dengan Jamsostek untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada pekerja.

"Kami akui masih ada sebagian peserta program JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan) Jamsostek yang bingung dengan pengalihan layanan ke BPJS Kesehatan, termasuk soal pembayaran iuran. Yang jelas, program itu sudah harus diimplementasikan mulai 2014 dan kami terus melakukan sosialisasi kepada peserta," tambahnya.

Junaedi mengungkapkan ada sekitar 3,5 juta peserta program JPK dengan jumlah tertanggung lebih kurang 7,5 juta jiwa yang akan beralih menjadi peserta BPJS Kesehatan. Namun, ia tidak merinci potensi kehilangan iuran dari pengalihan tersebut.

Mereka nantinya tidak lagi membayar iuran peserta kepada Jamsostek yang bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, tetapi langsung setor ke BPJS Kesehatan sebagai pengelola baru.

"Sebenarnya sudah ada pembicaraan antara Jamsostek dengan Askes mengenai pembukaan akun bank bersama untuk iuran kesehatan, tapi belum ada kesepakatan. Jadi, nanti langsung ditangani BPJS Kesehatan, karena Jamsostek sudah tidak mengurusi JPK," ujarnya.

Hingga November 2013, Junaedi mengatakan jumlah peserta Jamsostek sebanyak 15,9 juta pekerja, baik sektor formal maupun informal. Dari jumlah tersebut, sebanyak 11,9 juta peserta aktif dan sisanya peserta yang masuk keluar.

Sedangkan pada 2014 setelah bertransformasi menjadi BPJS Ketenagakerjaan, Junaedi menargetkan jumlah peserta bisa meningkat menjadi 15,2 juta pekerja.

"Dalam skenario RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan), pada tahun 2017 diharapkan kepesertaan bisa mencapai 37 juta pekerja," paparnya.

Untuk mendukung pencapaian tersebut, Jamsostek telah memperbanyak kanal distribusi untuk mempermudah akses bagi masyarakat, yakni dengan membuka 53 kantor cabang pembantu dan lebih dari 500 "service point" di seluruh kabupaten/kota di Indonesia.

Sementara itu, program "Jamsostek Goes to Campus" di Unair Surabaya merupakan kegiatan sosialisasi terakhir yang digelar BUMN tersebut di 11 perguruan tinggi, setelah Jakarta, Bandung, Serang, Ambon, Aceh, Manado, Pontianak, Pekanbaru, Solo, dan Lampung.

Pada kesempatan itu, Junaedi menyerahkan beasiswa pendidikan kepada 10 mahasiswa berprestasi dari Unair senilai total Rp50 juta dan bantuan kepada Unair sebesar Rp50 juta.(*)

Pewarta: Didik Kusbiantoro
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013