Kita berharap betul bahwa tujuan dan cita-cita reforma agraria ini menjadi utuh
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) menggelar Gerakan Sinergi Reforma Agraria atau GSRA di Kampung Lio, Kecamatan Warungkiara, Sukabumi, Jawa Barat.
 
Direktur Jenderal Penataan Agraria Kementerian ATR/BPN Dalu Agung Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa mengatakan gerakan itu bertujuan guna mendorong keadilan penguasaan kepemilikan tanah, sehingga bisa memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat melalui kolaborasi bersama seluruh pemangku kepentingan.
 
"Kita berharap betul bahwa tujuan dan cita-cita reforma agraria ini menjadi utuh. Bukan saja pada persoalan ketimpangan, keadilan, tapi juga harus menyentuh hal yang paling utama, yaitu kesejahteraan masyarakat,” ujar dia.
 
Menurutnya pagelaran itu dijalankan dengan kolaborasi bersama pemerintah daerah, Great Giant Food (GGF), dan PT PLN, serta mengambil lokasi di Kampung Lio dikarenakan tempat itu menjadi salah satu bukti keberhasilan reforma agraria.
 
Hal itu terlihat dari terlaksananya penataan aset Redistribusi Tanah Objek Reforma Agraria (TORA) yang diikuti penataan akses, seperti pendampingan penanaman pohon pisang cavendish.
 
Lebih lanjut, ia mengatakan dalam hal penataan akses, Kementerian ATR/BPN mempunyai fungsi untuk memfasilitasi tanah yang diredistribusi agar bisa memberikan kontribusi perekonomian bagi masyarakat.
 
Ia menilai dengan melakukan penataan akses secara optimal akan memberikan sebuah solusi dalam mengelola tanah menjadi instrumen penting menuju kesejahteraan masyarakat.
 
"Program Reforma Agraria harus diberikan narasi yang lebih utuh, bukan hanya penataan aset tapi aksesnya juga penting. Kita punya banyak-banyak tanah kalau tidak berproduksi juga tidak bermanfaat. Jadi ketika masyarakat mendapatkan penataan aset juga harus dijaga, jangan sampai dijual. Karena, tujuan Reforma Agraria bukan hanya sesaat,” katanya.
 
Sebelumnya Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 55 sertifikat tanah hasil penataan ulang atau konsolidasi tanah, bagi masyarakat yang terdampak gempa Cianjur pada 2022.
 
Penyerahan tersebut diberikan kepada warga Kampung Cikadu II, Desa Gasol, Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, Minggu (21/4) yang sebelumnya sudah sepakat untuk merelakan tanahnya seluas 5.604 m2 untuk dikelola pemerintah guna dibangun fasilitas umum demi kepentingan bersama.

Baca juga: AHY bakal tertibkan tata ruang bangunan di Puncak Bogor
Baca juga: Kementerian ATR/BPN lakukan reforma agraria tanah konflik di Cianjur
Baca juga: AHY siap menuntaskan masalah 2.086 hektare lahan di IKN

 

Pewarta: Ahmad Muzdaffar Fauzan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2024