Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah mengalokasikan dana senilair 46,5 juta dolar Amerika Serikat (AS) untuk menghadapi pengendalian infeksi virus flu burung (Avian Influenza/AI) di tanah air, kata Ketua Harian Komisi Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza, Bayu Krisnamurthi. Keterbatasan anggaran pemerintah membuat alokasi anggaran pengendalian flu burung tahun 2007 lebih rendah dibandingkan tahun 2006 yang senilai 54,4 juta dolar AS, ujarnya, usai pertemuan antara pemerintah Indonesia dan mitra kunci pemerintah dalam pengendalian flu burung di Jakarta, Kamis. Sementara itu, menurut dia, lembaga donor internasional berkomitmen memberikan bantuan senilai 47 juta dolar AS untuk membantu Pemerintah Indonesia dalam mengendalikan penyakit mematikan yang ditularkan melalui unggas tersebut. "Tetapi, dana dari lembaga donor itu hingga saat ini masih dalam proses administrasi, perencanaan dan budgeting, sehingga mungkin baru bisa dimanfaatkan pada periode 2007-2008," katanya. Ia mengemukakan, bantuan dari lembaga donor akan diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan teknis, peralatan dan obat. Dana pemerintah dan lembaga donor tersebut akan digunakan untuk berbagai kegiatan pengendalian infeksi virus flu burung di Indonesia, seperti yang ditetapkan dalam rencana strategi nasional pengendalian flu burung dan kesiapsiagaan menghadapi pandemi influenza. Pertemuan negara-negara donor yang dilakukan pada Januari 2006 menjanjikan bantuan dana senilai 1,9 miliar dolar AS untuk membantu memerangi wabah penyakit flu burung di Indonesia. Menurut Bayu, pengendalian flu burung di masa datang akan difokuskan terhadap tiga hal pokok, yakni komunikasi risiko dan pembangunan kesadaran publik, surveilans epidemologi pada manusia dan hewan, serta kontrol virus pada sumber infeksi. "Kontrol virus pada hewan akan dilakukan dengan vaksinasi, pemusnahan atau culling dan kompensasi, serta biosecurity," katanya. Saat ini kondisi penyakit infeksi virus influenza tipe A subtipe H5N1 di Indonesia belum bisa dikatakan mereda, karena menurut Bayu, ada 29 dari 33 provinsi di Indonesia telah menjadi daerah endemi infeksi virus flu burung pada unggas. Selain itu, ia menambahkan, jumlah kasus infeksi virus flu burung pada manusia pun masih terus muncul secara sporadis di berbagai daerah, dan saat ini jumlah pasien yang dinyatakan positif terinfeksi virus H5N1 sebanyak 62 orang, yang 47 orang diantaranya meninggal dunia. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006