Tim "Garuda" besutan Shin Tae-yong kini berada di jalur yang tepat. Program-program yang disusun dan diterapkan Shin sudah menunjukkan hasil positif meski belum maksimal.

Lolos ke perempat final Piala Asia 2023, semifinal Piala Asia U-23 2024 dan membawa Indonesia ke peringkat 138 FIFA dari sebelumnya 175 jadi pencapaian Shin yang layak dibingkai emas.

Namun, tidak ada prestasi tanpa proses. "Laut yang tenang tidak akan pernah menghasilkan pelaut andal," kata Presiden ke-32 Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt.

Timnas yang tangguh pun demikian, pasti akan ditelurkan dari guncangan keras yang berbalut masalah-masalah.

Meski begitu, PSSI idealnya mampu menyediakan "kapal" kokoh supaya Timnas Indonesia dapat mengarungi laut dengan ombak dan badai yang menjilat-jilat.

"Kapal" itu menjadi representasi dari keseriusan organisasi PSSI untuk pengembangan sepak bola Indonesia mulai dari penggemblengan pesepak bola belia, pelatihan wasit, penajaman kualitas kompetisi dan lain-lain.

Soal naturalisasi, tidak ada yang keliru soal itu. Naturalisasi layaknya layar, membantu ketika kapal limbung akibat "mesin utama"-nya yakni pengembangan ekosistem sepak bola dalam negeri belum maksimal.

Sekali lagi, naturalisasi tidak lantas membuat Timnas Indonesia sama dengan Timnas Hindia Belanda. Timnas Indonesia tetap Timnas Indonesia, kesebelasan resmi PSSI dan mewakili negara Republik Indonesia yang selalu mempersatukan dan dicintai rakyat apapun yang terjadi.


Baca juga: Kiper Persebaya sambut positif hadirnya pemain diaspora
Baca juga: PSSI: Calvin Verdonk dan Jens Raven dalam proses naturalisasi

Copyright © ANTARA 2024