Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ibu dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kabupaten Halmahera Barat
Jakarta (ANTARA) - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merekomendasikan masyarakat agar menjauhi Gunung Ibu di Pulau Halmahera, Maluku Utara, seiring dengan peningkatan status gunung api tersebut menjadi Awas.
 
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu dan pengunjung atau wisatawan agar tidak beraktivitas, mendaki, dan mendekati Gunung Ibu di dalam radius empat kilometer dan sektoral tujuh kilometer dari arah bukaan kawah di bagian utara dari kawah aktif," kata Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
 
Wafid menyarankan masyarakat yang beraktivitas di luar rumah untuk memakai masker dan kacamata bila terjadi hujan abu agar tidak mengganggu sistem pernafasan.
 
Potensi banjir lahar di sungai-sungai yang berhulu di bagian puncak Gunung Ibu perlu diwaspadai oleh masyarakat, kata dia, terutama saat terjadi hujan lebat di bagian puncak.

Baca juga: Gunung Ibu kini berstatus awas
 
"Masyarakat di sekitar Gunung Ibu diharap tenang tidak terpancing isu-isu tentang erupsi Gunung Ibu dan agar senantiasa mengikuti arahan dari BPBD Provinsi Maluku Utara dan BPBD Kabupaten Halmahera Barat," ujar Wafid.
 
Pada 16 Mei 2024 pukul 15.00 WIT Badan Geologi resmi menaikkan status Gunung Ibu dari sebelumnya Siaga atau Level III menjadi Awas atau Level IV.
 
Gunung Ibu merupakan gunung api tipe strato dan memiliki ketinggian puncak 1.340 meter di atas permukaan laut (mdpl). Secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kecamatan Ibu, Kabupaten Halmahera Barat, Provinsi Maluku Utara.
 
Badan Geologi melakukan pengamatan secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Gam Ici, Kecamatan ibu, Kabupaten Halmahera Barat.

Baca juga: Gunung Ibu melontarkan lagi abu vulkanik setinggi lima kilometer
 
Dalam sejarah aktivitas vulkaniknya letusan Gunung Ibu tercatat sejak tahun 1911 dan mulai tahun 1998 kembali mengalami letusan hingga saat ini dengan selang waktu erupsi terpendek satu tahun.
 
Berdasarkan catatan Badan Geologi sejak tahun 1999 hingga saat ini Gunung Ibu mengalami erupsi menerus.
 
"Kondisi terkini Gunung Ibu adalah terbentuknya kubah lava di dalam kawahnya dengan pertumbuhan yang cukup signifikan hingga telah melampaui dinding kawah, sehingga mengakibatkan terjadinya guguran lava ke arah utara dan barat laut," kata Wafid.

Baca juga: Gunung Ibu meletus lagi, lontarkan abu vulkanik lebih tinggi
 

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2024