Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Pusat merampungkan bedah tiga rumah pasien tuberkulosis (TBC) di tiga kecamatan berbeda sebagai bagian dari upaya penanggulangan penyakit akibat infeksi bakteri Mycrobacterium tuberculosis itu.

"Bedah rumah pasien TB sudah selesai tiga rumah, di Kecamatan Cempaka Putih, Johar Baru dan Menteng," kata Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat Pemerintah Kota Jakarta Pusat Ahmad Joehandi saat dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ahmad mengatakan salah satu dasar pemilihan rumah pasien yang dibedah dalam program bedah rumah yang bekerjasama dengan Badan Amil Zakat Nasional atau Baznas (Bazis) Provinsi DKI Jakarta tersebut, yakni memiliki kelayakan dokumen rumah yang sah baik berupa sertifikat rumah, girik maupun akta jual-beli.

Data pasien didapatkan dari Puskesmas dan merujuk data itu, kelurahan dan kecamatan kemudian diminta untuk melakukan verifikasi kelengkapan dokumen rumah pasien.

Menurut Ahmad, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) melakukan konsolidasi agar setiap kecamatan dapat mengirimkan data-data pasien TBC lainnya untuk diusulkan masuk dalam program bedah rumah.

"Kami akan masuk di lima kecamatan lagi yang standardisasi, yakni alas hukumnya harus jelas, yaitu sertifikat atau paling tidak girik atau akta jual beli," katanya.

Baca juga: Pemkot Jakpus gencarkan program bedah rumah untuk atasi TBC
Baca juga: DKI percepat penanggulangan TBC melalui pembentukan kampung siaga


Pihaknya menunggu data masuk dulu setelah data masuk diverifikasi, secara simultan nanti jalan saja. "Apalagi nanti menggandeng CSR (perusahaan)," kata dia.

Pada kesempatan terpisah, Kepala Suku Dinas Kesehatan (Sudinkes) Jakarta Pusat Rismasari mengatakan, pihaknya menargetkan setidaknya ada satu rumah pasien TBC di delapan kecamatan di Jakarta Pusat yang masuk dalam program bedah rumah.

"Kami mengajukan delapan kecamatan, syukur-syukur bisa lebih. Delapan kecamatan itu saya mengajukan minimal satu pasien TBC dibedah rumahnya di setiap kecamatan. Kami punya Bazis, NGO, punya persyaratan rumah mana yang boleh dan tidak," kata dia.

Rismasari menuturkan bahwa pihaknya masih menjajaki kerja sama dengan perusahaan melalui program tanggung jawab sosial (CSR) untuk pembedahan rumah-rumah pasien di lima kecamatan lainnya.

"Kami belum memulai karena baru kemarin mendapatkan CSR-nya, jadi pembahasannya belum selesai. Yang tidak bisa dengan Bazis kami coba carikan CSR," kata dia yang mengungkapkan data kasus TBC di Jakarta Pusat (Jakpus) pada triwulan pertama tahun 2024 sebanyak 2.463 kasus.

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2024