....untuk mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dan polutan udara, Indonesia secara aktif mempromosikan penggunaan kendaraan listrik.
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Dadan Kusdiana mengatakan Indonesia secara aktif mempromosikan penggunaan kendaraan listrik.

Dalam hal ini, pemerintah Indonesia berkomitmen memastikan pertumbuhan sektor transportasi takkan membahayakan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat

"Sebagai bagian dari upaya ekstensifnya untuk mengurangi emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dan polutan udara, Indonesia secara aktif mempromosikan penggunaan kendaraan listrik,” ujar dia dalam Remarks For Special Event On Driving Forward With Electric Mobility bagian dari IEA’s 9th Global Conference On Energy Efficiency (GCEE) di Nairobi, Kenya, dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Pemerintah siapkan 455 juta dolar AS subsidi sepeda motor listrik

Transisi ke kendaraan listrik dipandang sebagai strategi utama untuk melakukan dekarbonisasi transportasi jalan raya yang menawarkan manfaat ganda, yaitu mengurangi emisi sekaligus mendukung dekarbonisasi sektor ketenagalistrikan.

Selain manfaat ganda tersebut, elektrifikasi pada sektor transportasi dinilai dapat membantu Indonesia mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil yang meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Mengurangi impor akan meningkatkan ketahanan energi dan hal ini merupakan prioritas utama pemerintah,” ungkapnya.

Sektor transportasi dinilai masih menjadi salah satu penyumbang emisi GRK terbesar. Untuk itu, upaya dekarbonisasi di sektor transportasi disebut sangat penting mengingat terdapat dampak besar terhadap pembakaran bahan bakar fosil.

Di Indonesia, 11 juta kendaraan yang mengaspal di jalan menghasilkan lebih dari 35 juta ton emisi CO2, sementara truk mengeluarkan lebih dari 50 juta ton.

"Transportasi global menyumbang lebih dari sepertiga emisi CO2 dari sektor pengguna akhir, dan transportasi jalan raya saja menyumbang sekitar seperenam emisi global. Dalam hal ini, sistem transportasi yang berkelanjutan dan bersih sangat penting untuk memitigasi dampak lingkungan yang signifikan dari sektor transportasi," ungkap Dadan.

Baca juga: Mitigasi perubahan iklim, Pemprov DKI dorong konversi motor listrik

Selain menjadi salah satu faktor penyumbang emisi terbesar, sektor transportasi menyumbang pula sepertiga konsumsi energi final dan sekitar 40 persen konsumsi energi final.

Mengingat perkiraan pertumbuhan armada kendaraan di tahun-tahun mendatang akibat pembangunan ekonomi, dia menegaskan urgensi pencapaian dekarbonisasi di sektor transportasi untuk mencapai emisi nol bersih pada 2060.

Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2024