Jakarta (ANTARA) -
Beberapa peristiwa humaniora terjadi di tanah air sepanjang Jumat (24/5), di antaranya modifikasi cuaca lanjut dengan garam tabur di langit sekitar Gunung Marapi hingga Kemenag protes keras Maskapai Garuda imbas penundaan penerbangan SOC 41.
 
Berikut rangkuman berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca.
 
Modifikasi cuaca lanjut, 30 ton garam ditabur di langit sekitar Marapi
 
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menargetkan sebanyak 30 ton garam ditabur ke langit sekitar wilayah Gunung Marapi, Sumatera Barat (Sumbar), dalam kegiatan modifikasi cuaca untuk pengendalian dampak bencana di daerah itu.
 
"Ya, 30 ton penaburan garam karena modifikasi cuaca diteruskan dengan prioritas pada wilayah sekitar Gunung Marapi," kata Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tri Handoko Seto di Jakarta, Jumat.
 
Dari 30 ton garam tersebut, kata dia, sebanyak 15 ton telah lebih dulu ditaburkan dalam beberapa kali sortie penerbangan pesawat selama lebih dari sepekan lalu sejak tanggal 15 Mei 2024.
 
Selengkapnya baca di sini
 
PVMBG: Gunung Kelimutu di NTT kini berstatus Waspada, jauhi kawah
 
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengumumkan kenaikan status Gunung Kelimutu yang berada di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), dari sebelumnya normal kini menjadi Waspada atau Level II.
 
Kepala PVMBG Hendra Gunawan dalam laporan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan kenaikan tingkat aktivitas itu terhitung mulai hari ini pukul 13.00 WITA.

"Masyarakat atau pengunjung di sekitar Gunung Kelimutu agar tidak berada di sekitar area kawah dalam radius 250 meter dari tepi kawah," ujarnya.


Selengkapnya baca di sini
 
Gunung Semeru erupsi enam kali dengan letusan abu hingga 900 meter
 
Gunung Semeru yang berada di perbatasan Kabupaten Lumajang dengan Malang, Jawa Timur mengalami enam kali erupsi secara terus menerus disertai letusan yang melontarkan abu vulkanik setinggi 400 meter hingga 900 meter di atas puncak pada Jumat pagi.

Erupsi pertama gunung yang memiliki ketinggian3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu terjadi pada pukul 00.04 WIB, kemudian disusul erupsi kedua pukul 01.37 WIB, selanjutnya pukul 02.26 WIB, 03.41 WIB, 05.27 WIB, dan erupsi keenam pada pukul 06.12 WIB dengan ketinggian letusan abu vulkanik dari 400 meter hingga 900 meter di atas puncak.
 
"Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Jumat, 24 Mei 2024, pukul 06.12 WIB dengan tinggi kolom abu vulkanik teramati sekitar 900 meter di atas puncak atau 4.576 mdpl," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Sigit Rian Alfian dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang.
 
Selengkapnya baca di sini
 
 
Kawah Nirwana di Lampung Barat erupsi tiga kali Jumat pagi
 
Kepolisian Resor (Polres) Lampung Barat meminta kepada warga untuk tetap waspada dan tidak panik terhadap adanya erupsi Kawah Nirwana yang berada di Kecamatan Suoh dan Bandar Negeri Suoh.
 
Kawah Keramikan atau yang lebih dikenal kawah Nirwana tersebut mengalami erupsi pada Jumat 24 Mei 2024 pagi sekitar pukul 08.30 WIB.
 
Kapolres Lampung Barat AKBP Ryky Widiya Muharram saat dihubungi dari Lampung Selatan, Jumat, mengatakan dengan adanya peristiwa tersebut pihaknya mengimbau warga agar tidak panik dan tetap waspada
 
Selengkapnya baca di sini
 
 
Maskapai Garuda diprotes keras Kemenag imbas delay penerbangan SOC 41
 
Kementerian Agama melayangkan protes keras kepada Maskapai Garuda Indonesia imbas terjadinya penundaan (delay) penerbangan jamaah calon haji kelompok terbang (Kloter) Solo 41 (SOC-41).
 
SOC-41 seharusnya berangkat pukul 07.40 WIB. Saat itu, posisi jamaah sudah berada di lokasi fastrack Bandara Solo. Karena pesawat mengalami kerusakan mesin dan diperkirakan perbaikannya lama, maka jamaah dikembalikan ke asrama haji.
 
"Kita tegur keras ke Garuda. Saya mendapat laporan bahwa jamaah haji SOC-41 marah besar dan kecewa dengan layanan Garuda Indonesia. Delay sampai empat jam," ujar Sekretaris Jenderal Kemenag M. Ali Ramdhani dalam keterangannya yang diterima di Madinah, Kamis.
 
Selengkapnya baca di sini

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024