Jakarta (ANTARA) - PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia/PII (Persero) dalam kegiatan World Water Forum (WWF) ke-10 di Bali diharapkan memperkuat kolaborasi bersama pada penyediaan infrastruktur di sektor air, dengan para pemangku kepentingan khususnya sektor swasta, Investor dan pemberi pinjaman internasional.

“Penyediaan infrastruktur air bersih merupakan bagian dari upaya untuk memitigasi dampak perubahan iklim berupa penurunan permukaan tanah akibat penggunaan air tanah secara masif, yang saat ini terasa di beberapa kota besar di Indonesia," kata Direktur Utama PT PII, M. Wahid Sutopo dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.

Secara korporasi, PT PII melalui IIGF Institute --think-tank unit di bawah naungan PT PII--terlibat dalam berbagai forum diskusi yang membahas pentingnya dukungan pada infrastruktur sektor air, utamanya dalam aspek pembiayaan pada gelaran internasional tersebut.

Dikatakan, salah satu forum yang diikuti oleh PT PII adalah Forum Diskusi dengan topik Making the green investment case for innovation to achieve water resilience and improved governance yang diselenggarakan pada 23 Mei 2024.

Dalam forum tersebut Direktur Utama PT PII menjadi narasumber bersama dengan Director International financial institutions for development- Environmental, project management & international development finance expertise in public and private sector, Water, Economy, & Climate Change Global Lead World Bank, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), dan Wakil Ketua Umum Persatuan Perusahaan Air Minum di Indonesia (Perpamsi).

Wahid Sutopo pada paparannya yang bertajuk Opportunity of Utilizing Green Financing Instruments in The Water Sector menyampaikan peran signifikan PT PII dalam mempercepat dan memperkuat proyek infrastruktur air di Indonesia, terlihat dari dukungan penjaminan pada 6 proyek air yang pembiayaannya dilakukan melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), yaitu SPAM Umbulan, SPAM Jatiluhur, SPAM Karian Serpong, SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, serta SPAM Pekanbaru.

Adapun keseluruhan total investasi dari 6 proyek air tersebut adalah Rp 7,87 Triliun, dengan total kapasitas 15.580 L/S serta telah dialirkan pada sekitar 5 juta masyarakat Indonesia. "Perencanaan strategis, stakeholder engagement, strukturisasi pembiayaan, serta operasional yang baik merupakan faktor-faktor penting dalam mendukung keberhasilan pelaksanaan proyek sektor air melalui skema KPBU sebagai salah satu bentuk Creative Financing dalam pembangunan infrastruktur," ungkap Sutopo.

Direktur Bisnis PT PII Andre Permana dalam paparannya yang bertajuk Critical Elements on Enabling Water Financing for Sustainability menyampaikan berbagai elemen kritikal pada pembiayaan untuk sektor air khususnya melalui skema KPBU. “Mempelajari lesson learned proyek di sektor air sebelumnya, memperhitungkan alokasi risiko yang seimbang di antara para pihak, serta komitmen dan kapasitas dari pemerintah atau badan otoritas menjadi sangat penting untuk keberhasilan proyek infrastruktur sektor air yang berkelanjutan,” ungkap Andre.

Selain aktif dalam agenda utama WWF 2024, dalam gelaran internasional tersebut PT PII juga menjajaki kolaborasi dengan Kedutaan Besar Perancis untuk Indonesia melalui kegiatan French Business Delegation Forum di French Pavilion, di dalam area Country Pavilion WWF 2024, Bali Nusa Dua Convention Center.

Dalam forum diskusi yang dihadiri oleh para pelaku bisnis asal Perancis khususnya di sektor air, para investor serta pemangku kepentingan terkait tersebut, Direktur Utama dan Direktur Bisnis PT PII memberikan paparan berupa sharing knowledge terkait dengan mandat PT PII sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI yang mendukung infrastruktur berkelanjutan melalui skema creative financing, serta secara khusus implementasi yang dilakukan dalam mendukung infrastruktur sektor air.

Baca juga: World Water Forum Bali dorong kerja sama dunia wujudkan keamanan air
Baca juga: Produsen AMDK siap bermitra dengan pemerintah atasi permasalahan air

Baca juga: Menkeu minta PT PII berkomitmen atasi masalah perubahan iklim
 

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2024