Saya sudah usulkan kepada Bapak Presiden agar menonaktifkan para menteri yang ikut konvensi capres Demokrat, paling tidak sampai April depan,"
Jakarta (ANTARA News) - Juru Bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul telah menyampaikan usulan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menonaktifkan menteri-menteri yang ikut maju sebagai calon presiden melalui konvensi Partai Demokrat.

"Saya sudah usulkan kepada Bapak Presiden agar menonaktifkan para menteri yang ikut konvensi capres Demokrat, paling tidak sampai April depan," kata Ruhut di Jakarta, Kamis.

Ada beberapa pertimbangan terkait usulan yang sudah disampaikan kepada Presiden tersebut. "Kalau tidak dinonaktifkan, keikutsertaan mereka bisa mengganggu tugasnya sebagai pembantu presiden. Yang tak kalah pentingnya, mundurnya para menteri itu juga untuk menghindari penyalahgunaan jabatan dan uang negara," kata Ruhut.

Pertimbangan lain, sambungnya, adalah menjawab penyataan salah seorang menteri bahwa dirinya siap mundur dari kabinet jika diminta Presiden SBY.

"Tantangan itu harus dijawab dengan tindakan riil dari Presiden SBY, yakni menonaktifkan dari jabatannya di kabinet. Rasanya kurang elok kalau ada menteri yang nantang-nantang siap mundur kalau diminta presiden. Saya rasa tantangan itu kurang sopan, kalau mau mundur, ya mundur saja, nggak usah nantang-nantang segala," ujarnya.

Selain para menteri aktif, Ruhut juga mengusulkan agar pejabat negara seperti Ketua DPR RI, Marzuki Alie, Ketua DPD RI, Irman Gusman dan Anggota BPK, Ali Masykur Musa yang maju sebagai capres PD melalui konvensi agar untuk non aktif dari jabatannya.

"Karena kesan di masyarakat, mereka diduga memanfaatkan uang negara untuk kepentingan konvensi," kata Ruhut.

Diungkapkannya, dirinya mendapat informasi bahwa salah seorang capres Demokrat memerintahkan anak buahnya untuk memborong pulsa guna kepentingan polling.

"Lha kalau untuk pembelian pulsa itu pakai duit negara, maka itu kan sama saja mengajari anak buah untuk lakukan korupsi," kata Ruhut.(*)

Pewarta: Zul Sikumbang
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014