Seoul (ANTARA) - Korea Utara pada Senin mengecam Korea Selatan terkait komitmen Korsel terhadap denuklirisasi Semenanjung Korea dalam deklarasi bersama dengan Jepang dan China, serta menganggapnya sebagai "olok-olok" terhadap kawasan dan komunitas internasional.

Kementerian Luar Negeri Korut mengeluarkan pernyataan tersebut beberapa jam setelah Presiden Korsel Yoon Suk Yeol, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan Perdana Menteri China Li Qiang mengadakan KTT trilateral di Seoul, Senin.

“Ini adalah sebuah olok-olok dan tipu daya terhadap negara-negara regional dan komunitas internasional bahwa ROK (nama resmi Korea Selatan) berbicara tentang denuklirisasi, perdamaian dan stabilitas,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Korut dalam pernyataan yang dirilis oleh Korean Central News Agency, Senin.

Dalam deklarasi bersama tersebut, ketiga pihak menegaskan kembali sikap masing-masing mengenai denuklirisasi Semenanjung Korea dan isu penculikan serta melanjutkan upaya penyelesaian politik atas isu semenanjung tersebut.

“Denuklirisasi menyeluruh di Semenanjung Korea telah mati secara teoritis, praktis dan fisik,” ucap kementerian itu.
Baca juga: Korut kritik Sekjen PBB yang mendukung denuklirisasi tuntas negara itu

Korut kemudian menuduh Korsel sebagai penyebab utama terjadinya krisis keamanan yang parah di dalam dan di luar semenanjung dengan secara panik memperkuat aliansi militer untuk melakukan agresi.

“Kementerian Luar Negeri DPRK (nama resmi Korea Utara) dengan tegas mengecam dan menolaknya (komitmen denuklirisasi) karena dianggap sebagai tantangan terang-terangan terhadap kedaulatan DPRK dan campur tangan yang tidak disengaja dalam urusan dalam negerinya,” tutur kementerian tersebut.

Korut, lanjutnya, akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan martabat nasionalnya dari segala upaya kekuatan musuh untuk menyangkal kedaulatannya.

Adapun beberapa jam sebelum KTT tiga arah berlangsung, Korut mengumumkan rencananya untuk meluncurkan roket luar angkasa yang membawa satelit mata-mata militer.

Korut menyampaikan rencana tersebut kepada Jepang dan menuturkan bahwa peluncuran akan dilakukan sebelum 4 Juni.

Sumber: Yonhap

Baca juga: AS tekankan "denuklirisasi" Semenanjung Korea
Baca juga: Biden siap bertemu dengan Kim Jong Un bahas denuklirisasi
Baca juga: Trudeau: Kanada siap bermitra dengan Korsel pada proyek mineral kritis


Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2024