Bangkok (ANTARA News) - Memasuki hari keempat setelah gerakan Shut Down Bangkok yang dimotori gerakan oposisi pemerintah Peoples's Democratic Reform Committee (PDRC), sejumlah titik strategis di pusat kota Bangkok masih dikuasai para demonstran.

Mereka memblokir sejumlah ruas jalan, terutama persimpangan strategis yang menjadi pusat mobilitas warga, jalan-jalan di pusat bisnis, dan di lokasi sekitar kantor-kantor pemerintah pada Kamis, .

Di antaranya di  Pathumwan Intersection, Victory Monument, di depan Markas Besar Kepolisian Thailand di  Ratchaprasong, dan lokasi-lokasi strategis lainnya, ujar anggota Dewan Pengawas Antara Hadi M Djuraid dari Bangkok

Di lokasi-lokasi tersebut mereka mendirikan tenda-tenda raksasa untuk menampung para pemrotes. Selain menjadi pusat kegiatan demonstrasi, tenda-tenda itu berfungsi pula sebagai tempat istirahat. Para demonstran juga mendirikan tenda-tenda kecil di jalan-jalan, trotoar, dan di areal parkir.

Di sejumlah lokasi dibangun panggung hiburan untuk menghibur dan menjaga motivasi para pemrotes. Di sisi panggung terdapat layar raksasa yang terus menerus menampilkan suasana demonstrasi dari berbagai lokasi. Secara sporadis para demonstran juga melakukan long march di sejumlah ruas jalan utama.

Pada hari keempat pasca digaungkannya gerakan melumpuhkan kota Bangkok atau Shut Down Bangkok, Senin 13 Januari, suasana kota Bangkok mulai beranjak normal. Pusat perbelanjaan dan perkantoran beraktifitas seperti biasa, meskipun mengurangi waktu operasi hanya sampai pukul 18.00.

Pemerintah mengklaim jumlah pemrotes sudah turun drastis dari sekitar 30 ribu pada hari Senin menjadi belasan ribu pada Kamis.

Meski demikian, sejumlah perguruan tinggi terkemuka seperti Chulalangkorn University masih meliburkan mahasiswa. Semula aktifitas perkuliahan dihentikan sejak Senin 13 Januari hingga Rabu 15 Januari. Namun pimpinan universitas memperpanjangnya hingga Jumat 17 Januari dengan alasan adanya krisis politik, disertai seruan agar warga kampus menjauhi pusat-pusat aksi massa.

Seruan untuk menjauhi pusat-pusat aksi massa juga telah dikeluarkan secara resmi oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bankok.

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014