politik biaya rendah yang diambilnya didasari pada keinginannya untuk membuktikan bahwa keberhasilan dalam proses politik bukan ditentukan tingginya ongkos politik.Namun, keberhasilan dalam proses politik ditentukan ide-ide baru yang konstruktif
Surabaya (ANTARA News) - Peserta konvensi calon presiden Partai Demokrat, Dino Patti Djalal, optimistis dalam mengusung politik biaya rendah sebagai ciri khas kampanye yang dijalankannya.

"Saat debat konvensi di Bandung pekan lalu, saya dan tim sebanyak 10 orang hanya menghabiskan biaya Rp15 juta terdiri untuk transportasi, konsumsi, dan berbagai kegiatan di sana," kata Dino, di Surabaya, Jumat.

Ia mengatakan jalan politik biaya rendah yang diambilnya didasari pada keinginannya untuk membuktikan bahwa keberhasilan dalam proses politik bukan ditentukan tingginya ongkos politik.

Namun, menurut dia, keberhasilan dalam proses politik ditentukan ide-ide baru yang konstruktif dari seorang kandidat.

"Politik biaya rendah cocok dengan perkembangan zaman, (kampanye) bisa menggunakan Twitter dan Facebook. Dulu politisi susah menjamah 200 ribu orang, namun sekarang mudah melalui media sosial," ujarnya.

Menurut dia, hingga saat ini dirinya masih optimistis dapat meyakinkan rakyat untuk menerima visi Nasionalisme Unggul, gagasan yang diusungnya dalam konvensi capres Partai Demokrat.

Ia menilai menang atau kalah bukan tujuan keikutsertaannya dalam konvensi, namun dirinya lebih berharap agar ide-idenya diterima dan diimplementasikan masyarakat banyak.

"Munculnya fenomena pemimpin muda dengan berbagai ide baru di banyak daerah yang berhasil mendapat dan menjalankan kepercayaan rakyat dengan baik menjadi bukti bahwa politik biaya rendah masih efektif untuk dijalankan," katanya.

Ia menilai kunjungannya ke berbagai daerah di seluruh Indonesia efektif untuk menyebarluaskan misi Indonesia unggul yang dipahaminya.

Dino mengatakan dirinya ingin menggaet pemilih kelas menengah, pemuda, dan kaum perempuan.

"Saya ikut konvensi untuk menyebarkan semangat unggul bagi seluruh masyarakat Indonesia," katanya.

(I028)

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014