Selain tidak efektif dan berpotensi salah sasaran, program rusunawa juga hanya akan menyebabkan pengelolanya mengalami defisit bertahun-tahun
Bekasi (ANTARA News) - PT. Perumnas mengaku merugi hingga Rp15 miliar per tahun dari pembangunan rumah susun sewa (rusunawa) yang dinilai tidak efektif.

"Selain tidak efektif dan berpotensi salah sasaran, program rusunawa juga hanya akan menyebabkan pengelolanya mengalami defisit bertahun-tahun," kata Direktur Utama Perumnas Himawan Arief di Bekasi, Senin.

Menurutnya, sejumlah proyek rumah susun sewa yang terus berkinerja buruk dan merugi tersebut adalah yang berdiri di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, dan Cengkareng, Jakarta Barat.

"Ini jelas sangat tidak menguntungkan. Biaya sewa yang dipatok sekitar Rp100 ribu per bulan tidak bisa menutupi dana operasional yang jumlahnya berkali-kali lipat dari harga sewa," kata Himawan.

Akibatnya, kekurangan dana operasional para pengelolanya harus dibebankan kepada keuangan negara.

Ia mengaku pihaknya terpaksa mengalokasikan dana lebih untuk menutupi kekurangan tersebut setiap tahunnya.

Menurut dia, pemerintah jangan hanya mengintensifkan pembangunan rumah susun sewa, tapi juga harus mementingkan pembangunan rumah susun milik.

"Masa dibantu selamanya dengan subsidi pemerintah, kenyataan rumah susun sewa banyak yang pindah tangan. Tapi kalau rumah susun milik lebih menjanjikan," katanya.

Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014